PALEMBANG, KORANSUMEKS.COM – Narkoba menjadi musuh bersama. Sebab, narkoba bisa merusakan generasi bangsa. Termasuk juga para pemuda di Sumsel.
Bagaimana tidak. Berdasarkan keterangan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumsel.
Peredaran narkoba di provinsi ini mencapai 5 persen dari total penduduk di Sumsel.
Parahnya, sebagian besar yang terjerat narkoba adalah mereka yang usianya masih produktif. Bahkan menurutnya, kasus yang mencuat sejauh ini merupakan fenomena gunung es.
Kelihatan kecil di atas, namun sangat besar di bawah.
“Bayangkan bila diasumsikan jumlah konsumsi warga yang memakai sabu dari persen penduduk Sumsel tersebut, berapa banyak peredaran sabu sejauh ini,
” kata Kepala BNNP Sumsel Brigjen Pol Djoko Prihadi dalam wawancaranya dengan koransumeks.com pertengahan 2022 lalu. Baca juga : Punya Usaha Bengkel Las Baca juga : Tutupi 115 Sabu dengan Karung Beras Dia berasumsi jika pemakai tadi mengonsumsi satu gram sabu dikali 400 ribu jiwa dalam seminggu. Sudah mencapai 400 kg. “Nah, itu baru seminggu. Bila setahun itu ada 54 Minggu, tentu bukan angka yang kecil. Jadi sudah saatnya kita berjuang bersama untuk memberantas peredaran gelapnya dan juga mencegah warga mengonsumsi narkoba,” tegasnya. Selain itu, Sumsel masih menjadi peringkat kedua di Indonesia prevelensi yang terpapar narkotika. Berdasarkan data tahun lalu ada 326.694 orang terkontaminasi narkotika dan yang sudah direhabilitasi pada 2021 sebanyak 2.733 orang. “Tantangannya luar biasa. Untuk bisa bersih, butuh beberapa puluh tahun untuk selesai, makanya perlu pencegahan. Bisa dikatakan, hampir 5 persen warga Sumsel sudah terkontaminasi narkotika,” jelasnya. Baca juga : Setahun Lebih Transaksi Sabu Dekat Sekolah Baca juga : Tangkapan Kakap, BNNP Sumsel Gagalkan Selundupan 115 Kilogram Sabu Rawannya Sumsel sebagai daerah perlintasan narkoba juga pernah diungkap Sekda Sumsel, SA Supriono. “Sumsel rawan narkotika. Baik dari darat, laut dan udara, semuanya rawan. Sumsel juga menjadi lokasi persinggahan baik dari Utara atau Selatan,” katanya. Menurutnya, Sumsel jadi persinggahan dari Utara setelah melalui Aceh, Sumatera Utara, Riau dan Jambi. Sedangkan dari Selatan, berasal dar seberanng Pulau Jawa. “Saat ini, peredaran narkotika sudah masuk ke kampung-kampung. Untuk itu, pihaknya akan terus menyosialisasikan bahaya narkoba kepada seluruh masyarakat,” pungkasnya. (afi)
Kategori :