Klub Liga 2 Masih Berhutang, Boleh Berkompetisi tapi Potong Uang Kontribusi

Senin 11 Sep 2023 - 13:18 WIB
Reporter : kumaidi sumeks
Editor : kumaidi sumeks

BACAKORAN.CO - Liga 2 2023/2024 sudah berputar. Kompetisi kasta kedua nasional itu mulai bergulir Minggu (10/9). Digelarnya sebanyak tujuh pertandingan menjadi tanda dimulai kompetisi yang melibatkan 28 tim tersebut. Mulai Sriwijaya FC vs Sada Sumut FC (2-0), PSKC vs Malut United (1-1), dan Gresik United vs Persekat Tegal (2-0). Kemudiaan Kalteng Putra vs Persipura Jayapura (1-1), Semen Padang vs PSDS Deliserdang (2-0), Persela Lamongan vs Prersijap (2-0), dan Persiba Balikpapan vs Sulut United (0-2). Pertandingan harui kedua dilanjutkan Senin (11/9). Terjadwal lima pertandingan. Mulai PSBS Biak melawan Persewar Waropen, Persikab Bandung vs Nusantara United, PSIM Jogja vs FC Bekasi City, PSCS Cilacap vs Deltras, dan Persiraja Banda Aceh vs PSPS Pekanbaru. Bisa berkompetisinya mereka tak lepas dari kebijakan dari PT Liga Indonesia Baru (LIB). Sebagai regulator kompetisi, PT LIB tetap izinkan klub yang masih berhutang mengikuti kompetisi. “Kami sudah melakukan beberapa kali teguran dan meminta klub untuk menyelesaikannya. Hingga tersisa 6 klub. Jika saja belum menyelesaikan, maka kami memotong dari uang kontribusi Liga kepada klub,” Terang Direktur Kompetisi PT LIB Asep Saputra. Musim ini, klub Liga 2 mendapatkan uang kontibusi liga sebesar Rp1,25 miliar. Nilai ini naik Rp450 juta dari subsidi musim sebelumnya sebesar Rp800 juta. Asep menambahkan, khusus penghuni Grup 4 mendapatkan subsidi tambahan Rp250 juta. Subsidi tambahan ini juga berlaku untuk Persiraja Banda Aceh. Menurut Direktur Utama PT LIB Ferry Paulus, pihaknya punya alasan kenapa mereka yang masih berhutang diperbolehkan berkompetisi. Menurutnya, pada prinsipnya semua memiliki spirit yang sama bahwa dalam pelaksanaan kompetisi sepak bola profesional. Bahwa persoalan pemenuhan hak bagi pemain seperti tercantum dalam Regulasi FIFA menjadi perhatian utama untuk dilaksanakan. "Termasuk juga menghormati proses-proses sengketa yang dilakukan di NDRC dengan mengedepankan prinsip hukum sepak bola,” jelas Ferry. Lebih lanjut Ferry menginformasikan bahwa pihaknya juga sudah menyampaikan secara resmi bagi klub untuk memerhatikan hal tersebut. Lewat surat yang bernomor 560/LIB-KOM/IX/2023, LIB meminta agar klub menyampaikan kondisi teraktual terkait jika ada sengketa antara klub dan pemain. Poin berikutnya, dalam surat tersebut LIB juga meminta klub menyampaikan update/progres sengketa yang dilakukan di NDRC dengan mengedepankan prinsip hukum sepak bola. Sebagaimana diketahui, awalnya ada sembilan bermasalah dengan tunggakan gaji pemain. PSKC Cimahi, Persikab Bandung, Gresik United, Persijap Jepara, Kalteng Putra, PSMS Medan, PSPS Riau, Persiraja Banda Aceh, dan Semen Padang. Dari sembilan klub itu, Persikab dan PSKC yang jumlah utangnya masuk dalam daftar paling tinggi. Persikab punya tunggakan hingga Rp 1,3 miliar, PSKC Rp 873 juta. Sedangkan yang utangnya paling tinggi adalah PSPS Riau yakni Rp 1,5 miliar. Lalu Gresik United menjadi klub yang paling banyak menahan hak pemainnya berjumlah 27 orang, meski jumlah tunggakannya relatif kecil yakni Rp 387 juta. Sebanyak 22 kasus di antaranya diperkarakan di Pengadilan Khusus yang sudah mengambil keputusan (PHI) buat Gresik United untuk membayar tunggakan sebesar Rp 160 juta. "Gresik United, Persiraja, dan Persijap sudah melunasi tunggakan. Jadi sisa 6 klub yang belum selesaikan tunggakan dan sekarang ikut kompetisi. Dalam teknisnya nanti akan kita cocokkan data yang ada melalui legal kita untuk kepastian di akhir," tambah Asep.(*)

Tags :
Kategori :

Terkait