BACAKORAN.CO - Indonesia akhir tahun ini menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17. Pelaksanaannya di empat kota pada 10 November hingga 2 Desember 2023. Ajang ini menjadi panggung tim dari 24 negara. Selain Indonesia sebagai tuan rumah, wakil Asia lainnya ada Iran, Korea Selatan, Jepang, dan Uzbekistan. Kemudian Eropa mengirimkan Spanyol, Inggris, Prancis, Jerman, dan Polandia. Lalu dari zona Amerika Selatan (CONMEBOL), ada Brasil, Argentina, Kolombia, dan Ekuador. Selanjutnya wakil Amerika Utara dan Tengah (Concacaf) ada Amerika Serikat, Meksiko, Kanada, dan Panama. Dari Afrika (CAF), ada Mali, Burkina Faso, Maroko, dan Senegal. Adapun dari zona Oseania mengirimkan Selandia Baru dan Kaledonia Baru. Untuk melaksanakan hajatan ini, Pemerintah melalui Kemenpora mengguyur dana sebesar Rp 399.530.324.223. Penyaluran dana itu dilakukan secara simbolis melalui penandatanganan perjanjian kerja sama bantuan pemerintah untuk pemusatan latihan nasional Timnas Indonesia U-17 dan penyelenggaraan Piala Dunia U-17 2023 di Media Center Kemenpora Selasa (12/9). Penandatanganan dilakukan Pejabat Pembuat Komitmen pada Asdep Olahraga Andalan Kemenpora Darmo Susilo dan juga Sekjen PSSI Yunus Nusi. Acara ini disaksikan Menpora Dito Ariotedjo dan Ketum PSSI Erick Thohir. “Penandatanganan perjanjian kerja sama antara Kemenpora dengan PSSI, menandakan kehadiran pemerintah dalam mendukung kesuksesan penyelenggaraan Piala Dunia U-17 dan persiapan Timnas Indonesia U-17,” terang Menpora Dito. Menpora Dito ingin segala proses bantuan pemerintah kepada cabang olahraga bisa dilakukan dengan transpran dan akuntabel. Kemudian juga diharap bisa dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Ketum PSSI Erick Thohir menyampaikan terima kasih atas perjanjian kerja sama ini. Dia berharap kolaborasi antara pemerintah dengan PSSI bisa memberikan yang terbaik untuk bangsa. Dukungan pendanaan untuk dua kegiatan, pelaksanaan Piala Dunia FIFA U-17 yang akan dimulai pada 10 November dan pelatnas tim U-17 ke Jerman selama lima minggu. Erick siap mempertanggungjawabkan penggunaan dana secara transparan dan juga mencetak prestasi. "Kami berkomitmen untuk transparansi dalam pengelolaan bantuan itu, sekaligus mempersiapkan tim secara maksimal sehingga bisa mencetak prestasi yang diharapkan karena yang akan berlaga para pemain muda, setidaknya di pelatnas U-17 merupakan salah satu bagian inti untuk mempersiapkan para pemain masa depan yang tangguh," tegas Erick. Ia juga menambahkan dalam membangun sepakbola yang lebih berprestasi tidak bisa dijalankan sendiri. Walau mengakui dukungan Rp 399,5 miliar merupakan jumlah yang besar, Erick menilai PSSI juga telah menjalankan berbagai upaya untuk meningkatkan nilai komersialisasi yang dimiliki, termasuk keberadaan timnas dan turnamen-turnamen sehingga lebih mandiri. "Seperi saat ini, kolaborasi dengan Kemenpora sangat dibutuhkan. Namun kami di PSSI terus berusaha mandiri dengan mengembangkan aspek komersialisasi sehingga ada beberapa event yang kami ikuti, PSSI keluar dana sendiri, seperti AFF lalu dan event lain. Jadi kami tidak mau terus meminta. Kami optimistis sepakbola bisa berkembang, dari prestasi hingga komersialisasi sehingga tidak lagi membebani pemerintah," terang Erick.(*)
Kategori :