BACAKORAN.CO - Di Asian Games 2022/Hangzhou, Timnas Bolabasket Putra berada di Grup D. Di sana bercokol kekuatan Asia macam Jepang, Korea Selatan, dan Qatar. Pertarungan akan dimulai dengan melawan Korea Selatan pada 26 September 2023. Dua hari kemudian menantang Jepang dan persaingan di grup ditutup dengan melawan Qatar pada 30 September. Menghadapi rivalitas itu, Timnas Bolabasket Putra terus mematangkan diri. Salah satunya dengan menggelar scrimmage game di GBK Arena Senayan. Total ada empat scrimmage game diagendakan Timnas Elite Putra sebelum terbang ke Hangzhou untuk berjuang di Asian Games 2022 pada 23 September hingga 8 Agustus nanti. Empat pertandingan uji coba itu semuanya melawan Select Team. Tim ini diisi para pemain pilihan kombinasi lokal dan asing. Uji coba pertama berlangsung pada Kamis (14/9). Hasilnya, Timnas Elite Putra menang 89-80. Kemudian uji coba kedua berakhir dengan 71-89 untuk Select Team (16/9). Pada laga ketiga yang berlangsung pada Senin (18/9), Timnas Elite Putra kalah 92-105. Uji coba keempat seharusnya berlangsung Selasa tapi digeser Rabu (20/9) karena ada acara pelepasan dan pengukuhan Tim Indonesia untuk Asian Games oleh Bapak Presiden Joko Widodo. Menurut Manager Timnas Elite Putra Jeremy Imanuel Santoso, dalam rangkaian uji coba ini bukan kalah menang yang dicari. Scrimmage game ini bertujuan untuk adaptasi dengan cara bermain lawan Indonesia di Asian Games nanti. “Untuk scrimmage game, bukan kalah dan menang yang kita cari. Pertandingan ini untuk adaptasi lawan, dimana Select Team ini kita buat untuk memerankan lawan kita nanti di group stage. Misal, saat ini kita sedang mencoba bagaimana hadapi permainan Timnas Qatar. Kita lihat anak-anak perlu adaptasi, dimana dia bisa tiba-tiba full court defence, tida-tiba tidak. Jadi memang anak-anak perlu adaptasi di situ,” terang Jeremy. Di Asian Games nanti, Timnas Elite Putra tidak bisa menurunkan kekuatan terbaik. Ada delapan pemain yang merupakan bagian dari the winning team saat meraih emas SEA Games Hanoi absen dengan berbagai alasan. Mereka adalah Andakara Prastawa, Arki Dikania Wisnu, Brandon Jawato, Marques Bolden, Dame Diagne, Derrick Michael, Agassi Goantara, dan Abraham Damar Grahita. Absennya mereka membuat Badan Tim Nasional PERBASI memaksimalkan potensi pemain muda. Mereka di antaranya Anthony Erga, Pandu Wiguna, Muhammad Reza Guntara, Karl Patrick Gloria, Nickson Damara Gosal, Aldy Izzatur Rachman, Ali Bagir, Xavier Charles, dan Xavi Yonga. “Untuk target di Asian Games, tentu target kita harus menang ya, tapi target realistis kita adalah, memberikan yang terbaik. Saya juga tidak mungkin bilang dari sekarang wah Indonesia udah pasti kalah, kan tidak mungkin juga. Semua masih bisa terjadi, kita lihat saja di Piala Dunia kemarin, tim dunia seperti Prancis aja bisa kalah,” terangnya. Bagaimana dengan status pemain naturalisasi, siapa yang akan diajak? Jeremy menjelaskan, saat ini Anthony Bean yang menjadi opsi. Dia sudah ikut latihan. Namun, untuk kepastiannya akan menunggu regulasi final dari Panitia Asian Games. Apakah semua bisa tanpa melihat waktu naturalisasi atau harus sudah tiga tahun pegang paspor hijau. “Soal aturan itu kita sedang tanya juga ke Hangzhou Asian Games Organizing Committee, karena sebenarnya di technical handbook itu tidak tertulis, adanya di OCS rules-nya. Namun kita akan tetap bawa Bean ke sana,” ujarnya. “Di THB itu tertulis dimana final rooster itu di technical meeting. Jadi rencananya kalau Bean tidak bisa main, ya kita akan replace rooster itu saat technical meeting dengan siapa pun pemain yang kita pilih. Karena ini kan belum pencoretan untuk menentukan 12 pemain. Siapa pun yang kita pilih akan langsung berangkat ke Tiongkok. Untuk pemain naturalisasi kita hanya persiapkan Bean saja, jadi kalau diganti ya pemainnya ya bukan naturalisasi,” lanjutnya.(*)
Kategori :