BACAKORAN.CO - Surah Al-Fatihah. Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa Surah Al-Fatihah ditempatkan sebagai surah pembuka dalam Al-Quran? Padahal, jika kita melihat sejarah,
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menerima wahyu Al-Fatihah bukan sebagai ayat pertama yang diturunkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
T ernyata, setelah melacaknya lebih dalam, penempatan Al-Fatihah sebagai surat pertama dalam Al-Quran memiliki banyak hikmah, salah satunya adalah menyiratkan tiga golongan umat manusia yang telah menghuni bumi.
Namun, sebagian besar umat Muslim jarang mengetahuinya. Siapakah ketiga golongan tersebut? Mari kita lanjutkan penjelasannya.
BACA JUGA:Diarak Hingga Naik Odong-Odong, Semarak Pengukuhan Tujuh Guru Besar
Golongan yang Diberi Nikmat
Golongan pertama yang disebutkan dalam Surah Al-Fatihah adalah golongan yang diberi nikmat.
Namun, apa yang dimaksud dengan nikmat ini? Menurut pendapat Abu Saud, seorang ulama yang hidup pada abad 8 hingga 9 Hijriah, memahami nikmat tersebut sebagai anugerah Allah yang mencakup nikmat-nikmat duniawi dan ukhrawi.
Nikmat duniawi dapat dibagi menjadi nikmat wahabi (anugerah Allah yang datang dengan sendirinya, seperti akal, daya pikir, dan jasmani) dan nikmat kasbi (nikmat yang diusahakan, seperti pangkat, jabatan, dan harta).
Nikmat ukhrawi adalah ampunan Allah atas perbuatan kita yang melampaui batas, serta ditempatkannya kita di tempat yang tinggi di sisi Allah, bersama para mukarobik.
BACA JUGA:Serangan Udara Israel Menghantam Rumah Sakit di Gaza Utara, Palestina
Golongan yang Diberi Nikmat oleh Allah
Allah Subhanahu Wa Ta'ala secara jelas menyebutkan siapa saja yang termasuk dalam golongan yang diberi nikmat-Nya.
Mereka adalah orang-orang yang mentaati Allah dan Rasul-Nya.
Mereka akan bersama-sama dengan para nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang sholeh.
Mereka adalah teman yang sebaik-baiknya. Jadi, ayat ketujuh Surah Al-Fatihah ini memberikan kita pemahaman yang jelas tentang golongan yang diberi nikmat oleh Allah.
Misteri Golongan yang Dimurkai dan Tersesat
Namun, yang tetap menjadi misteri adalah dua golongan lainnya yang disebutkan dalam ayat ketujuh Surah Al-Fatihah.
Golongan yang dimurkai dan golongan yang tersesat. Ada berbagai pendapat dan pandangan dari ulama tentang makna kedua golongan ini.
Sebagian ulama berpendapat bahwa golongan yang dimurkai adalah umat terdahulu dari kaum Yahudi dan Nasrani yang menyimpang dari ajaran Allah dan dijauhkan dari rahmat-Nya.
Mereka adalah orang-orang yang disiksa keras karena mereka memahami kebenaran tetapi mengabaikannya.
Terdapat pandangan lain yang menyebutkan bahwa golongan yang dimurkai adalah Yahudi dan golongan yang tersesat adalah Nasrani.
Ada pula pandangan Imam ar-Razi yang menyatakan bahwa golongan yang dimurkai adalah orang-orang fasik yang melakukan perbuatan jahat yang dapat kita lihat. Sedangkan golongan yang tersesat adalah mereka yang tidak memahami kebenaran atau belum memahaminya dengan benar.