BACAKORAN.CO - LOC Piala Dunia U-17 memutar otak bagaimana memenuhi stadion di setiap pertandingan harus terisi minimal 10 ribu penonton. Terutama pertandingan yang bukan melibatkan Timnas Indonesia U-17.
Ada tiga stadion yang tidak melibatkan Timnas Indonesia U-17. Tiga stadion itu adalah Stadion si Jalak Harupat di Bandung, Stadion Manahan di Solo, dan Jakarta International Stadium di Jakarta.
Sementara di Gelora Bung Tomo Surabaya aman. Ini karena memang Timnas Indonesia berhome based di sana.
LOC Piala Dunia U-17 pun berlomba-lomba membuat program untuk membuat animo masyarakat kepada pelaksanaan Piala Dunia U-17 meninggi. Terutama di tiga venue yang tidak ada Timnas Indonesia U-17.
Salah satunya adalah dengan memanjakan penonton dengan sederet acara pendukung. Dengan begitu, penonton yang hadir tidak hanya menikmati pertandingan sepak bola.
"Piala Dunia U-17 tidak hanya tentang pertandingannya saja, tapi juga ada aspek-aspek hiburan lain yang bisa dinikmati berbagai kalangan," jelas Ketua LOC Piala Dunia U-17 Erick Thohir.
"Akan ada zona event Piala Dunia yang menghadirkan sponsor FIFA, UMKM, music festival. Penonton tidak akan bosan saat jeda pertandingan, mereka bisa datang ke both-both di area Fans Zone," lanjutnya.
Di 30 hari tersisa jelang kick-off turnamen pada 10 November mendatang, panitia lokal makin mengiatkan program promosi buat memancing animo masyarakat luas. Termasuk di antaranya promosi penjualan tiket.
Menurut Erick, LOC sedang mendorong program bundling tiket pertandigan dengan kereta cepat Whoosh Jakarta-Bandung. Tiket pertandingan Piala Dunia U-17 yang dijual dalam bentuk paket, seseorang bisa menikmati dua laga sekaligus dalam sehari.
Ada juga paket bundling keluarga yang harganya lebih murah dibanding membeli tiket harian.
"Dalam sesi makan malam dengan FIFA, mereka menyampaikan rasa puas dari sisi persiapan, transportasi, hotel dan aspek-aspek teknisnya. Akan tetapi, kita punya PR bersama bagaimana mendorong kedatangan penonton untuk setiap pertandingan itu," ujar Erick.
Erick berterima kasih kepada kepala daerah yang telah siapkan program untuk mengeliatkan animo jelang World Cup U-17.
"Saya terima kasih kepada Wali Kota Surabaya, Solo, Bandung juga Gubernur Jawa tengah, Jawa Timur, Jawa Barat serta DKI Jakarta, juga tentu para bupati yang di rapat terakhir pada akhir pekan lalu sudah mempresentasiskan persiapan kota masing-masing sebagai host ke FIFA," terangnya.
Indonesia sejatinya punya modal kuat dalam urusan fanatisme massa sepak bola. Tinggal bagaimana meningkatkan awarness mereka tentang keberadaan event berskala internasional.
"Kita pernah sukses jadi tuan rumah Asian Games 2018 dan terakhir Piala FIBA 2023, kita berharap cerita sukses itu terulang di Piala Dunia U-17. Saat ini kesadaran masyarakat berkaitan dengan event ini belum maksimal. Kami coba tingkatkan di waktu tersisa. Piala Dunia U-17 merupakan kebanggaan kita sebagai bangsa, kami tidak bisa sendirian untuk menyukseskannya, butuh dukungan masyarakat," ujar Erick.