BACAKORAN.CO – Tradisi Ngunah atau Bekarang yaitu menangkap ikan di sungai, waduk dan lebak yang airnya surut dan mengering di musim kemarau masih lestari di Kabupaten Musi Rawas Utara, (Muratara) Sumatera Selatan.
Sepanjang musim kemarau pada pagi dan sore hari bahkan malam hari, sejumlah tempat di wilayah yang dialiri sungai Musi itu terlihat puluhan warga mencari ikan.
Dalam menangkap ikan, mereka menggunakan tangan kosong dan bpralatan tradisional seperti bubu, tangkul dan jaring.
Hal ini seperti terlihat di wilayah Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara.
BACA JUGA:Kepala Pening Dagangan Sepi, Dua Kakek Bersaudara Nekad Begal Motor
Warga berburu ikan yang terjebak di dalam lumpur maupun ikan yang bersembunyi di bawah akar gambut.
Apri warga Desa Noman Baru, Kecamatan Rupit yang dibincangi Rabu 5 Oktober 2023 mengungkapkan, ikan yang terjebak di dalam lumpur, sangat mudah di tangkap dan tidak memerlukan peralatan khusus.
Namun ada juga warga yang membawa peralatan seperti seperti sikap atau bubu bambu.
Dia mengatakan kegiatan itu sudah menjadi tradisi diwilayah tersebut menjelang pembukaan sawah, musim tanam, maupun musim kemarau.
"Kalau kusim kering banyak ikan terjebak di waduk maupun lebak lebak berakar gambut. Kalau bahasa sini ngunah atau bekarang," katanya.
BACA JUGA:Kepala Pening Dagangan Sepi, Dua Kakek Bersaudara Nekad Begal Motor
Dia mengatakan mayoritas lahan persawahan di wilayah ini merupakan sawah tadah hujan sehingga saat kemarau selalu mengering.
Menurutnya di wilayah Muratara masih ada beberapa wilayah yang melakukan tradisi ngunah seperti di Desa Embacang, Kecamatan Karang Jaya, Noman-Batu Gajah dan Desa Maur Kecamatan Rupit.
"Ikan yang di dapat jenisnya beragam ada gabus, toman, betok ikan, lele talang dan lainnya,”ujarnya.
“Biasanya ikan betok dan gabus itu sembunyi di bawah akar dan rumput gambut, kalau airnya kering, tinggal di congkel saja pakai tangan," timpalnya.
BACA JUGA:INNALILLAHI Jembatan Kaca di Limpakuwus Banyumas Pecah, 1 Wisatawan Tewas dan 4 Orang Masih Dirawat