Hal ini juga menggambarkan kesetiaan pada nilai-nilai yang ada dan perjuangan melawan hawa nafsu dalam upaya menjaga integritas dan moralitas.
Tentu, pemilihan batik motif kontemporer oleh Presiden Jokowi juga menarik perhatian.
BACA JUGA:Mendesak, Kabupaten Ini Usulkan Bangun Fly Over Di 8 Perlintasan Sebidang, Alasannya Masuk Akal
Motif ini tidak memiliki makna tertentu, namun menekankan estetika dan warna cerah.
Ini mungkin mencerminkan sikap yang lebih modern dan abstrak.
Tanpa keterikatan pada makna klasik seperti yang terdapat dalam motif parang.
Namun, yang pasti, pertemuan ini menggambarkan kesatuan dan kebersamaan di antara para pemimpin potensial bangsa ini.
Dalam perjuangan menjaga keutuhan negara dan kebaikan masyarakat, mereka memilih untuk tampil kompak dengan batik parang, sebuah simbol perjuangan yang tak pernah berakhir.
BACA JUGA:Tak Ada Makan Siang Gratis, Presiden Undang Tiga Capres Siang Ini, Cawapres Nggak Ikut?
Ganjar Pranowo, salah satu bacapres yang hadir, menyatakan bahwa pemilihan batik ini tidak direncanakan sebelumnya.
Mereka semua memakai batik hanya karena kebetulan dan karena cinta pada produk Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Ganjar juga mengharapkan bahwa Pemilu 2024 dapat berlangsung dengan adil, aman, dan damai, dengan aparat negara yang netral dalam menjaga demokrasi.
Pemilihan batik parang oleh tiga bacapres ini bukan hanya sekadar tampilan fisik, tetapi juga sebuah pernyataan kesetiaan pada nilai-nilai dan perjuangan yang mewakili bangsa Indonesia.***