Baca Sumatera Ekspres Disini
PALEMBANG, KORANSUMEKS.COM – Dalam Islam, selain diberlakukan puasa yang wajib bagi tiap hamba-Nya, ada juga macam-macam puasa lain yang dianjurkan, bahkan dilarang oleh syariat. Apa saja? Wahbah az-Zuhaili dalam buku Fiqih Islam wa Adilatuhu Jilid 3, menyebutkan bahwa puasa ada banyak macamnya yang ditetapkan oleh para ulama. Yakni wajib, sunnah, haram, dan ada juga yang makhruh. Berikut ragamnya. Islam sendirri ada Puasa Wajib yang terbagi menjadi tiga yakni : Puasa di bulan Ramadan, yang diperintahkan oleh Allah SWT kepada tiap hamba-Nya, dan khusus dikerjakan pada bulan Ramadan tahun Hijriah. Puasa Kafarat, dilaksanakan lantaran ada suatu sebab tertentu. Untuk puasa jenis ini terhitung fardhu untuk diamalkan, bukan untuk diyakini. Puasa Nadzar, yang wajib karena diharuskan seseorang atas dirinya sendiri. BACA JUGA : Drop Lagi, Rusuk Patah, Tak Bisa Jalan BACA JUGA : Jangan Sampai Anak Anda jadi Korban, Ini Tips Cegah Kasus Bully Puasa Sunnah Puasa sunnah disebut juga puasa tathawwu’. Mengerjakan puasa macam ini dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan ibadah yang bukan fardhu hukumnya. Adapun puasa juga merupakan ibadah paling utama di sisi-Nya, sesuai dalam hadits qudsi: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِي بِهِ Artinya: “Setiap amal manusia adalah untuknya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa adalah untuk-Ku, dan Akulah yang akan memberinya ganjaran.” (HR Bukhari) Contoh dari puasa sunnah, di antaranya: Puasa Daud, yakni puasa selang sehari (sehari puasa dan sehari tidak puasa). Puasa Ayyamul Bidh, yang dilakukan tiga hari di tiap bulan Hijriah, yakni pada tanggal 13, 14, dan 15. Puasa Senin dan Kamis, dilakukan pada tiap minggunya. Lantaran pada kedua hari itu, terdapat sejumlah keutamaan yang besar. Puasa enam hari di bulan Syawal. Dikatakan bahwa puasa ini lebih utama dikerjakan setelah Hari Raya Idul Fitri, dan dilaksanakan berurutan harinya. BACA JUGA :Menggiurkan ! Beasiswa S2 ke Jepang, Kuliah Gratis dan Tunjangan Sebesar Rp21,2 Juta per Bulan BACA JUGA : Begini Cara Mencairkan BPJS Ketenagakerjaan Pasca Resign Puasa di hari Arafah, yaitu pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa ini dianjurkan bagi kaum muslim yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Puasa Tasu’a dan Asyura, tepatnya pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Sunnah untuk dilakukan pada kedua hari tersebut. Puasa pada empat bulan suci Hijriah, yakni Muharram, Rajab, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah. Dikatakan oleh Rasulullah, bahwa bulan-bulan ini yang paling utama untuk mengerjakan puasa setelah bulan suci Ramadhan. BACA JUGA : Inilah 4 Keistimewaan Nabi Adam AS yang Allah SWT Anugerahkan BACA JUGA : Doa Mimpi Basah, Lengkap dengan Arab, Latin, dan Terjemahannya Puasa Makruh Ada pula puasa makruh, bila ditinggalkan mendapat pahala dan jika dikerjakan tidak berdosa. Yang tergolong puasa makruh adalah; puasa Dahr (puasa yang dilakukan selamanya), puasa khusus di hari Jum’at, puasa hanya di hari Sabtu atau Minggu, serta puasa di hari Tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah). Puasa Haram Yang termasuk puasa haram, yaitu: Puasa di hari Syak atau di hari yang diragukan. Seperti pada tanggal 30 Sya’ban, bila masyarakat ragu, apakah sudah masuk bulan Ramadhan atau belum. Puasa sunnah bagi seorang istri yang tanpa izin suaminya, atau si istri tidak yakin bahwa suaminya rela jika dia berpuasa. Dibolehkan berpuasa sunnah bila si istri telah mendapat izin, dan atau suaminya sedang bepergian. BACA JUGA : Ada Bansos Rp2 Juta untuk Anak SMA, Syaratnya.. BACA JUGA : Sulit Bangkit karena Duit Demikian macam-macam puasa dalam Islam yang disepakati ulama. Alangkah baiknya bila kita bisa mengamalkan apa yang wajib dan sunnah, serta meninggalkan apa yang makruh dan haram.(*/vis)Baca Berita Selengkapnya
Kategori :