BACAKORAN.CO – Sempat mengalami pelemahan pada Rabu (1/11/23) hingga hampir menyentuh angka Rp16.000 per USD, setelahnya nilai tukar rupiah stabil menguat.
Data Bloomberg, Jumat (3/11/23) hingga pukul 15.00 WIB, nilai tukar rupiah ditutup menguat 0,65 persen atau 103,50 poin ke Rp15.751,50 per USD.
Rupiah menjadi salah satu mata uang yang paling kuat di Asia, selain peso Filipina yang menguat 0,98 persen, dan won Korea Selatan yang menguat 1,54 persen.
Begitu pula Ringgit Malaysia yang terpantau menguat 0,24 persen, dan yen Jepang meningkat 0,11 persen, sedangkan yuan China melemah tipis 0,03 persen. Adapun indeks dolar AS naik tipis 0,02 poin ke 106,15.
BACA JUGA:Rupiah Melemah Hampir Sentuh Rp16.000 per USD
Menurut Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi, keputusan Bank Sentral AS atau The Fed mempertahankan suku bunga acuan membuat pasar keuangan bergerak ke zona hijau.
Namun masih ada potensi kenaikan suku bunga ke depan.
Hal ini memicu spekulasi bahwa The Fed telah selesai menaikkan suku bunganya untuk tahun ini. “Dan akan mulai menurunkan suku bunga mulai pertengahan tahun 2024,” ujar Ibrahim.
Saat ini pasar menunggu data utama nonfarm payrolls AS untuk Oktober 2023, yang akan dirilis pada Jumat.
BACA JUGA:The Fed Tahan Suku Bunga Acuan, IHSG Kembali Perkasa
Angka itu muncul hanya beberapa hari setelah bank sentral mempertahankan suku bunga tetap stabil.
Pun menawarkan sinyal moderat mengenai rencana kenaikan suku bunga ke depan.
Namun para analis memperkirakan data nonfarm payroll AS pada Jumat akan menunjukkan penurunan tajam dalam jumlah gaji.
Angka tersebut melampaui ekspektasi selama enam dari sembilan bulan sejauh ini pada tahun 2023.
BACA JUGA:Strategi Inovatif, Atasi Nilai Tukar Rupiah Yang Menurun
Hal ini akan mencerminkan pasar tenaga kerja AS yang kuat.
Di bulan-bulan ke depan, kemungkinan dampak inflasi akibat situasi global akan dapat terlihat.
Namun hal ini sangat tergantung pada langkah pemerintah Indonesia.
Berdasarkan World Economic Outlook, sebelumnya pada Juli 2023 inflasi dunia diperkirakan mengalami inflasi sebesar 6,8 persen pada tahun 2023 dan 5,2 persen pada 2024. Namun lalu direvisi masing-masing sebesar 6,9 persen dan 5,8 persen.
BACA JUGA:Rekomendasi 7 Aplikasi Penghasil Uang Terbaru Dapat Saldo DANA GRATIS Sampai Jutaan Rupiah Klik Link Disini
Mata uang rupiah diprediksi akan bergerak fluktuatif pada Senin (6/11/23).
Namun berpotensi ditutup menguat di rentang Rp15.680- Rp15.750 per USD.