Dengan pemahaman mendalam tentang proses pemilu, hak pilih, dan pentingnya suara rakyat, mereka membantu meningkatkan kesadaran pemilih.
Dalam konteks ini, mereka mendukung partisipasi aktif dalam pemilu, khususnya di kalangan pemilih muda, menjembatani kesenjangan pengetahuan dan memotivasi generasi muda untuk turut serta dalam demokrasi.
Gus Khoiron menambahkan, seorang santri tidak hanya terbatas pada pengawasan dan pendidikan pemilih, melainkan juga melibatkan upaya meredakan ketegangan politik.
Dalam situasi yang sering kali penuh perselisihan dan ketegangan, santri mempromosikan pesan damai dan persatuan.
BACA JUGA:Kocak! Cak Imin Nekad 'Pecut' Anies Pakai Sarung Demi Konten
Mereka menjadikan nilai-nilai keislaman sebagai landasan untuk membangun dialog yang menghormati perbedaan pandangan, menciptakan lingkungan politik yang harmonis di tengah keragaman.
“Kami juga mengimbau semua pihak untuk bekerja sama dengan santri dan lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam mendukung proses pemilu yang jujur dan adil. Semua pihak, termasuk peserta pemilu, penyelenggara, dan masyarakat, harus bekerja sama untuk menciptakan proses pemilu yang memenuhi standar etika dan moral yang tinggi,” ujarnya.
Dalam deklarasi juga dibacakan Ikrar Laskar Santri AMIN Indonesia yang dibacakan oleh KH Misan Basyari, Madiun, Lora Dimyathi, Bangkalan, KH Najib Hamid, Nurul Jadid, Paiton, KH Mas Uwais al-Qorni, Sidogiri, KH Tanwirul Mubarak, Lirboyo, KH Syamli, Annuqoyah, Sumenep.
Laskar Santri AMIN akan turun di semua TPS se-Indonesia dan memastikan bahwa semua proses pemilu benar-benar berjalan dengan baik.*