BACAKORAN.CO – Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Prabumulih Sumatera Selatan, Aden Thamrin SE mengaku geram mendengar terulangnya kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum guru SMA kepada muridnya.
Sebab menurutnya peristiwa yang belum lama ini terjadi yang melibatkan oknum guru salah satu SMA Negeri di Kota Prabumulih adalah peristiwa yang ke dua kali di tahun 2023.
Modusnya hampir mirip yaitu dilakukan guru saat memberikan les di rumahnya.
Diketahui pada Februari 2023, dugaan pelecehan seksual diduga dilakukan seorang guru les privat berinisial HG (32) terhadap siswa laki-laki berinsial AL. Diduga pelaku melakukan sodomi terhadap korban.
BACA JUGA:Mali U-17 vs Maroko U-17: Yakin Jaga Hegemoni, Maroko Andalkan Ini di Manahan Nanti
Pelecehan itu diduga terjadi di tempat pelaku mengajar les di Jalan Patra Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Prabumulih Selatan, Kota Prabumulih.
Nah belum lama ini, seorang guru SMA Negeri berinisial D juga diduga melakukan pelecehan terhadap F, siswi yang belajar les kepada oknum guru tersebut. Diduga pelaku kerap memukul pantat dan memegang bahu korban.
Kasus terakhir sedang di mediasi oleh pihak terkait dan oknum guru terancam sangsi.
Karena itulah Aden Thamrin berharap, agar kasus dugaan pelecahan yang baru-baru ini terjadi merupakan kejadian terakhir di Kota Prabumulih.
BACA JUGA:Mau Tahu Hutang Baru Indonesia Tahun 2024, Kali ini Totalnya Segini..
"Kami dari pemuda kota Prabumulih juga mengharapkan Pemerintah Provinsi untuk membebastugaskan oknum tersebut dan diberikan efek jera," tegasnya.
Misalnya saja kata dia untuk kasus guru laki-laki yang suka lelaki agar jangan diberi ruang di Kota Prabumulih. Sebab kata dia hal itu dapat membuat berkembanganya komunitas LGBT di Prabumulih.
“Untuk guru laki-laki yang suka laki-laki kami berharap di keluarkan dari Kota Prabumulih,”tegasnya.
Terkait terulangnya kebali oknum guru yang mencabuli siswinya di tempat les sendiri, pria yang juga di kenal sebagai pengusaha kopi itu berharap supaya Pemerintah daerah menertibkan tempat les.
BACA JUGA:Tanpa Ampun! Meski Debutan Indonesia Masuk Grup Berat, STY Harus Kerja Keras, Ini Kata Ketum PSSI
"Karena sekarang ini gampang sekali guru membuka tempat les di rumah. Padahal seluruh pelajaran seharusnya di tuntas guru di sekolah,”katanya
“Dan seluruh siswa punya hak yang sama dalam menerima pelajaran itu," sambungnya.