“Untuk hadiahnya itu berupa equipment karena di usia ini, festival, sekali lagi kita bukan tujuannya masalah hadiah tapi gimana perangkat yang akan dibutuhkan nanti di SSB,” jelas Firman yang menjadi pemain terbaik di Piala AFF 2010.
Dikatakan mantan pemain Sriwijaya FC, Persib Bandung, dan Persita Tangerang ini, melalui festival U-12 diharapkan ke depannya bisa membantu persepakbolaan Indonesia khususnya timnas. Terlebih para pemain usia dini ini dikumpulkan nanti jadi satu tim di EPA dan Soeratin Nasional.
Peserta festival anak dewa U-12 di markas Dewa United.-bacakoran.co-
“Jadi dari usia ini kita sudah punya database yang untuk kita jaga mereka, bangun relasi dengan SSB yang ada. Progresnya bagaimana, kurangnya apa, nanti sharing dengan pelatih-pelatih SSB untuk peningkatan,” ucapnya.
Firman menjelaskan, program ini sebagai jawaban dari kebutuhan klub Liga 1 yang harus memiliki youth development untuk menpersiapkan FIFA Lisencing.
Ini karena di sepak bola profesional, klub harus memiliki tiga wadah youth development. Di Elite Pro Academy (EPA), ada wadah untuk U-16, U-18, dan U-20. Kemudian untuk amatir, ada U-13, U-15, dan U-17.
Yang unik dari festival ini, ada pemain perempuan yang gabung dengan tim putera. Nama pemain perempuan itu adalah Ragista Cetera Ramildha. Klubnya namanya Youth Tiger.
“Kita tahu sendiri akademi yang menyiapkan tim putri masih sangat sedikit. Maka di usia 12 tahun ini mereka masih bisa digabungkan, tapi saat usia 14 sudah tidak bisa karena istilahnya sudah pubersitas. Maka kami hindari di usia 14. Kalau di 12 ini masih bisa gabung dan tiap SSB itu masih bisa. Setelah itu harus main di kategori masing-masing,” ucap Firman.(*)