Gejala utama stiff person syndrome adalah otot-otot tubuh menjadi kaku.
Mulanya, kekakuan otot akan terasa pada area tertentu saja, seperti pada bagian perut, dada, panggul, atau punggung.
Ini akan terjadi secara hilang timbul.
Lambat laun, kekakuan otot tadi akan semakin terasa dan menyebar ke beberapa bagian tubuh, termasuk tungkai, lengan, dan wajah.
BACA JUGA:Buah Naga Bisa Mencegah Penuaan Dini Benarkah? Yuk Simak 5 Manfaatnya Untuk Kesehatan Kulit Wajah
Saat kekakuan otot sudah terasa berat, beberapa penderitanya bisa mengalami kelainan lengkungan tulang belakang, seperti kifosis atau hiperlordosis.
Bahkan, saat kondisi parah, penderitanya bisa sulit bergerak bahkan tidak mampu berjalan.
Otot tubuh yang kaku sering kali terjadi bersamaan dengan kejang otot sama seperti yang dialami oleh penderita Isaac syndrome.
Kejang yang disertai dengan kekakuan otot bisa berlangsung selama beberapa detik, menit, hingga berjam-jam.
BACA JUGA:Terhindar Serangan Jantung? Manfaat Minum Air Hangat, Ini cara Minum yang Benar untuk Kesehatan
Kalau sudah parah, kejang otot bisa membuat penderita stiff person syndrome kehilangan kendali atas gerakan tubuhnya.
Selain itu, penderita stiff person syndrome juga lebih rentan mengalami gejala kecemasan dan depresi.
Sayangnya, belum ada obat yang benar-benar efektif untuk mengatasi stiff person syndrome.
Pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk meredakan gejala sehingga penderita bisa tetap produktif dan melakukan aktivitasnya sehari-hari dengan normal.