BACAKORAN.CO – Momen libur panjang akhir tahun dalam rangka Natal dan tahun baru (nataru) dimanfaatkan masyarakat untuk melakukan sejumlah aktivitas.
Mulai dari berbelanja, makan-makan, liburan bareng keluarga ke tempat-tempat wisata hingga mudik ke kampung halaman.
Tingginya mobilitas masyarakat berdampak pada potensi peredaran uang yang diprediksi akan meningkat signifikan.
Jika pada tahun lalu tambahan uang beredar sekitar 8,3 persen, maka pada momen nataru tahun ini diperkirakan tumbuh sekitar 10 - 15 persen.
BACA JUGA:Libur Nataru, Kendaraan Melintas Tol Sumatera Tembus 418.419 Unit, Terbanyak Tujuan Daerah Ini
Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan, meningkatnya peredaran uang di masyarakat lantaran faktor pendapatan akhir tahun dan libur panjang.
Biasanya, terang Nailul Huda, saat momen itu konsumsi rumah tangga akan meningkat.
“Terutama konsumsi ritel seperti makanan dan pakaian,” ujarnya.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang menyebut jumlah warga yang akan melaksanakan liburan Nataru tahun ini diperkirakan mencapai 107 juta orang.
Jika diasumsikan seperti mudik Idulfitri dimana setiap keluarga rata-rata mengalokasikan Rp3 juta untuk dibelanjakan, potensi perputaran uang selama libur nataru diperkirakan mencapai Rp80,25 triliun.
”Jumlah ini berpotensi lebih. Namun, kita hitung yang paling moderat saja, yang paling minimal kita perkirakan perputaran mencapai Rp 80 triliun,” ujar Sarman dikutip dari Jawapos.com.
Perputaran uang selama nataru, lanjutnya, akan mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2023 hingga mencapai di atas 5 persen lebih.
”Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 bisa bertahan di angka 5 persen,” ucapnya.