BACAKORAN.CO - Sejarah musik reggae seringkali terkait erat dengan identifikasi 'ital' atau ganja, seperti yang tercermin dalam lagu-lagu klasik Peter Tosh seperti "Let Jah Be Praised,"
"Mystic Man," dan "Legalized It." Pandangan ini seringkali menciptakan citra negatif terhadap musik reggae.
Namun, perlu dicatat bahwa gerakan Rastafari, yang menjadi landasan musik reggae, adalah gerakan yang luas dan tidak mengikat.
Ganja dalam Konteks Rastafari
Kadang terdapat konotasi negatif tentang musik reggae yang dihubungkan dengan ganja.
Sebab ganja seringkali diangkat dalam tema lirik lagu-lagu reggae sebagai bagian dari budaya 'ital.'
BACA JUGA:Suka Musik Reggae? Ini Dia Perjalanan dan Pengaruhnya di Indonesia
BACA JUGA:Abreso: Jejak Reggae dari Papua ke Christmas Island
Namun, pandangan ini tidak mewakili dari seluruh gerakan Rastafari. Sementara itu rastafarianisme adalah gerakan besar dengan banyak sekte, yang memberikan kebebasan kepada individu untuk menentukan jalan hidup mereka.
Meskipun ada Rastafarians yang vegetarian, sebab menggunakan ganja bukanlah keharusan dalam ajaran Rasta.
Rastafari: Bebas Menentukan Jalan Hidup
Gerakan Rastafari, meskipun gerakan ini seringkali diidentikkan dengan ganja, sebenarnya gerakan ini sendiri lebih menghormati kebebasan individu.
Rastafarians mengakui Rastafari Makonnen sebagai Messias baru, tetapi tidak mengikat individu dalam aturan yang ketat.
Mereka bebas menentukan jalan hidupnya sendiri, sambil tetap mengakui nilai-nilai Rastafari.
Ganja, Gimbal, dan Budaya Afrika