BACAKORAN.CO – Rupiah lanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah bergerak di zona merah, turun 0,07 persen atau 11 poin ke posisi Rp15.481 per dolar USD.
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di level Rp15.495 per USD.
Melemahnya mata uang Garuda karena pelaku pasar masih wait and see terhadap kebijakan Federal Reserve System alias The Fed.
BACA JUGA:Rupiah dan Mayoritas Mata Uang Asia Awali Tahun di Zona Merah, Apa Sebab?
Namun, rupiah masih berpotensi menguat terhadap dolar AS seiring tingginya potensi pemangkasan suku bunga The Fed.
Dibagian lain, sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya kompak takluk terhadap dolar AS.
Yen Jepang anjlok 0,42 persen, dolar Singapura melemah 0,08 persen, yuan China terkoreksi 0,01 persen, dan bath Thailand turun 0,01 persen.
Sementara itu, mayoritas mata uang utama negara maju ditutup bergerak di zona merah.
BACA JUGA:Rupiah Berpeluang Menguat Pekan Depan, Didorong Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed
Tercatat euro Eropa menguat 0,09 persen, dolar Australia turun 0,01 persen, franc Swiss melemah 0,01 persen, dan dolar Kanada juga melemah 0,07 persen.
Hanya poundsterling Inggris yang menguat 0,21 persen terhadap dolar AS.
Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan rupiah melemah pada penutupan perdagangan karena investor khawatir dengan hasil pertemuan the Fed malam ini.
"Rupiah dan mata uang regional umumnya melemah terhadap dolar AS di tengah sentimen risk off di pasar oleh kekhawatiran sikap hawkish the Fed dalam risalah pertemuan FOMC malam ini,” terangnya.
BACA JUGA:Rupiah Menguat Tajam, Tembus di Bawah Rp15.500 Didorong Data Eksternal