BACAKORAN.CO – Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam 4 hari berturut.
Rupiah kembali bergerak di zona merah pada penutupan perdagangan Jumat (5/1/2024) sore.
Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Garuda turun 0,16 persen atau 25 poin ke level Rp15.516 per USD dibanding perdagangan sebelumnya.
Sementara indeks dolar AS menguat 0,19 persen ke posisi 102,332.
BACA JUGA:Data Ekonomi AS Hajar Mayoritas Mata Uang Asia, Bagaimana Rupiah?
Adapun mata uang kawasan Asia lainnya mayoritas bernasib sama seperti rupiah, melemah terhadap dolar AS.
Tercatat, Yen Jepang tegerus 0,24 persen, dolar Hong Kong turun 0,01 persen dan dolar Singapura amblas 0,13 persen.
Lalu won Korea anjlok 0,44 persen, peso Filipina turun 0,17 persen, ringgit Malaysia melemah 0,32 persen dan bath Thailand lunglai 0,37 persen.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS melonjak minggu ini karena para pelaku pasar mencari lebih banyak keyakinan bahwa Federal Reserve System alias The Fed akan mulai memotong suku bunga pada awal tahun 2024.
BACA JUGA:Pelaku Pasar Wait and See Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Rupiah Kembali Dekati Rp15.500
Mereka terlihat mengurangi ekspektasi bahwa bank sentral akan mulai menurunkan suku bunganya paling cepat pada Maret 2024.
Namun hingga kini potensi pemotongan tersebut juga masih belum jelas.
“CME Fedwatch melihat para pedagang menurunkan ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga dari 72 persen pada minggu sebelumnya menjadi 62 persen,” ujarnya.
Pasar tenaga kerja yang melemah dan inflasi yang lebih lemah adalah 2 faktor utama yang dipertimbangkan oleh bank sentral dalam memangkas suku bunga.
BACA JUGA:Rupiah dan Mayoritas Mata Uang Asia Awali Tahun di Zona Merah, Apa Sebab?