BACAKORAN.CO - Fenomena menarik dalam beberapa tahun terakhir adalah potensi bangkitnya Friendster, sosial media yang pernah menjadi tren besar pada awal abad ke-21.
Dalam dunia yang terus berkembang pesat di era digital, nostalgia seringkali menjadi daya tarik yang kuat.
Meski Friendster sempat tumbang dalam persaingan dengan platform sosial media lainnya, namun kemungkinan besar untuk bangkit kembali muncul dengan adanya berbagai faktor yang mendukung.
Friendster, diluncurkan pada tahun 2002, dapat dianggap sebagai pelopor dalam dunia sosial media.
Dengan konsep pertemanan online dan fitur-fitur sederhana seperti profil, status, dan komentar, Friendster dengan cepat menjadi tren di seluruh dunia.
BACA JUGA:YouTube Rewind 2023: Fakta Menarik dari Tren dan Peristiwa di Dunia Konten Digital
BACA JUGA:3 Langkah Mengisi Tag untuk Channel Youtube, Asli Bisa Bikin Makin Banyak Viewer Lho!
Pada tahun 2011, Friendster memutuskan untuk menghentikan layanannya, memberikan jalan bagi platform sosial media lain seperti Facebook, Twitter, dan Instagram untuk mengambil alih dominasi pasar.
Faktor-Faktor yang Mendorong Kembalinya Friendster
1. Nostalgia Pengguna
Pengguna yang pernah aktif di Friendster merasakan nostalgia yang kuat terhadap platform tersebut.
Banyak orang yang merindukan kesimpelan dan kehangatan Friendster, yang kini mungkin hilang dalam kerumitan dan komersialisasi sosial media modern.
Dengan kembalinya Friendster, pengguna dapat menghidupkan kembali kenangan lama dan mengalami pengalaman yang sama seperti dulu.
BACA JUGA:Jenuh dari Dunia Medsos, Begini Cara Menghapus Akun Instagram, Langsung Hilang dalam Sekejap!