Namun, apakah klaim ini memiliki dasar yang kuat?
Menilik sejarah, Rockefeller Foundation didirikan pada tahun 1913 di Amerika Serikat.
Sebagai organisasi nirlaba dengan misi meningkatkan kesejahteraan umat manusia di seluruh dunia.
Mereka mengklaim sebagai pelopor filantropi yang mempromosikan kesejahteraan umat manusia.
BACA JUGA:Info Haji! Arab Saudi Anjurkan Jemaah Gunakan Masker, Di Palembang JCH Dihimbau Vaksin Covid
Melalui penemuan dan penerapan solusi untuk memajukan peluang dan mengatasi krisis iklim.
Presiden Rockefeller Foundation saat ini, Rajiv J. Shah, bersama timnya.
Berfokus pada masalah kesehatan, makanan, energi, pemerataan ekonomi, inovasi, dan keuangan inovatif.
Mereka beroperasi tidak hanya di Amerika Serikat tetapi juga di seluruh dunia, termasuk Afrika, Asia, dan Italia.
Kementerian Komunikasi dan Informatika membantah klaim ini
Menyatakan bahwa dokumen yang dijadikan bukti, yaitu "Scenarios for the Future of Technology and International Development," bukanlah rencana operasional untuk menyebabkan pandemi COVID-19.
Dokumen tersebut berisi pandangan hipotetis tentang masa depan dan bagaimana populasi global dapat bereaksi selama pandemi.
BACA JUGA:Kasus Covid-19 Kembali Meledak, Cek Syarat Terbaru Wisata ke Singapura
Jadi, sementara isu konspirasi Rockefeller Foundation terus berkembang.
Fakta dan klaim resmi menunjukkan bahwa yayasan ini berfokus pada upaya kemanusiaan.