Analis Prediksi Arah Rupiah Sambut Pilpres 2024, Melesat atau Merosot?

Senin 12 Feb 2024 - 12:25 WIB
Reporter : Ramadhan Evrin
Editor : Ramadhan Evrin

Hanya saja, para analis mengingatkan bahwa ekspektasi ini bisa berubah tergantung pada data ekonomi AS, khususnya data inflasi terbaru.

Selain itu, pelambatan ekonomi di Tiongkok juga dapat menjadi hambatan bagi penguatan lebih lanjut dari rupiah.

Data inflasi konsumen Tiongkok yang menunjukkan deflasi pada bulan Januari dapat diartikan sebagai indikasi penurunan permintaan, yang dapat memengaruhi pasar global secara keseluruhan.

Untuk diketahui, nilai tukar rupiah menguat 18 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp15.616 per USD pada perdagangan pagi ini, Senin (12/2/2024).

BACA JUGA:Jika Pemilu Dua Putaran! Koalisi Politik dan Skenario Pilpres 2024: Sebuah Analisis

Adapun mata uang Asia kompak perkasa.

Tercatat yuan China naik 0,04 persen, dolar Singapura menguat 0,06 persen, yen Jepang naik tipis 0,07 persen, won Korea Selatan tumbuh 0,11 persen, dan ringgit Malaysia melesat 0,16 persen.

Mata uang yang mengalami pelemahan, baht Thailand dan dolar Hong Kong yang turun 0,02 persen, rupee

India jeblok 0,09 persen, dan peso Filipina ambles 0,38 persen.

BACA JUGA:Pergerakan Rupiah Dipengaruhi oleh Kekhawatiran Pelaku Pasar Akan Sentimen Ini...

Sedangkan mayoritas mata uang utama negara maju perkasa terhadap dolar AS.

Tercatat, poundsterling Inggris naik tipis 0,06 persen, euro Eropa melejit 0,11 persen, franc Swiss menguat 0,03 persen, dolar Australia menguat 0,01 persen, dan dolar Kanada terperosok 0,01 persen.

Kategori :