BACAKORAN.CO – Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah sentimen jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Rupiah ditutup pada posisi Rp15.595 per USD pada perdagangan hari ini, Senin (12/2/2024), naik 40 poin atau 0,26 persen dari perdagangan sebelumnya sebesar Rp 15.635 per USD.
Sedangkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia memposisikan di Rp 15.612 per USD.
Analis pasar mata uang Lukman Leong mengatakan, sentimen utama yang memengaruhi pergerakan rupiah saat ini adalah situasi politik pasca Pilpres mendatang.
BACA JUGA:Analis Prediksi Arah Rupiah Sambut Pilpres 2024, Melesat atau Merosot?
Saat ini, pelaku pasar khawatir terjadinya perpecahan dan ketidak stabilan politik mendekati pemungutan suara Pilres pada 14 Februari 2024 mendatang.
Nah, jika pilpres berlangsung sukses, tanpa kekisruhan, terang Lukman, maka nilai tukar rupiah berpotensi menguat.
Para pelaku pasar wait and see proses pelaksanaan Pilpres 2024.
Di bagian lain, penguatan rupiah didorong dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah setelah data inflasi AS Desember 2023 direvisi turun dari 0,3 persen menjadi 0,2 persen.
BACA JUGA:Masa Tenang Jelang Pemungutan Suara Pilpres, Bagaimana Pergerakan Rupiah?
Namun rupiah diperkirakan akan mengalami fluktuasi yang cenderung tidak stabil, dengan kecenderungan menguat terbatas.
“Pasar khawatir dengan (situasi) Pilpres 2024,” tukasnya.
Pasar keuangan tengah menunggu hasil Pilpres yang akan memengaruhi arah kebijakan ekonomi di Tanah Air.
Hal senada dikatakan pengamat pasar uang Ariston Tjendra, sikap wait and see pasar dapat memberikan tekanan tambahan terhadap pergerakan rupiah.
BACA JUGA:Pilpres Bayang-bayangi Pergerakan Rupiah, Bagaimana Nasibnya Pekan Ini?