BACAKORAN.CO - Pemerintah telah menetapkan awal Ramadan 1445 H jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024.
Ketetapan ini disampaikan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam Sidang Isbat Awal Ramadan 1445 H.
"Berdasarkan hisab, posisi hilal di beberapa daerah di Indonesia sudah di atas ufuk dan tidak memenuhi kriteria MABIMS baru, serta ketiadaan melihat hilal, sidang isbat secara mufaakat menetapkan bahwa 1 Ramadan 1445 Hijriyah jatuh pada hari Selasa, tanggal 12 Maret 2024 Masehi," ungkap Menag.
"Dasar musyawarah pada sidang isbat ini berdasarkan pada hasil hisab dan rukyat yang telah dilaksanakan oleh Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama Republik Indonesia, serta dikonfirmasi oleh sejumlah petugas Kementerian Agama di daerah yang kita tempatkan tidak kurang di 134 titik lokasi di seluruh Indonesia," jelas Menag.
BACA JUGA:5 Tips Mimilih Buah Kurma Dengan Kualitas Terbaik Untuk Stock Bulan Puasa, Ini Caranya...
BACA JUGA:Besok Sudah Puasa, Warga Muhammadiyah Mulai Salat Tawarih!
Menag juga menjelaskan bahwa pada saat Magrib 10 Maret 2024, tinggi hilal di seluruh wilayah Indonesia berada antara: - 0° 20‘ 01“ (-0,33°) sampai dengan 0° 50‘ 01“ (0,83°) dan elongasi antara: 2° 15‘ 53“ (2,26°) sampai dengan 2° 35‘ 15“ (2,59°).
Indonesia bersama negara ASEAN lain yang tergabung dalam MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) pada tahun 2021 telah sepakat bahwa kriteria visibilitas hilal (Imkan Rukyat) adalah tinggi hilal 3° dan sudut elongasi 6,4°.
"Saat ini kita ketahui bahwa ada perbedaan dan itu lumrah saja, namun kita tetap saling menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi sehingga tercipta suasana yang kondusif," pesan Menag.
"Mewakili pemerintah, saya mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa Ramadan 1445 Hijriyah bagi umat Islam di seluruh Indonesia," tutup Menag.
BACA JUGA:Benarkah Mandi Menjelang Puasa Ramadan Itu Wajib, Kok Bisa? Yuk Simak Biar Tidak Salah Kaprah
Sementara itu, sidang tersebut dilaksanakan di Kantor Kementerian Agama Jl. MH Thamrin, Jakarta dan dihadiri oleh Ketua DPR RI Komisi VIII Ashabul Kahfi, perwakilan Majelis Ulama Indonesia, perwakilan ormas Islam, para ahli ilmu falak atau astronomi UIN dan IAIN.
Kemudian ada perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Informasi Geospasial dari Planetarium Jakarta, Duta Besar Negara Sahabat, serta Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama.