Netizen yang lain berkomentar “Di inggris lebih toleran ternyata daripada singapore ya, disini mall jg ada silent room-nya yang biasa kita pake buat shalat. kalaupun dadakan, shalat diujung ruangan perpus juga aman2 aja” ungkap komentar dari @gtafrihi.
Dan netizen lain juga berkomentar “Waktu sy kuliah & kerja di jerman, sering sholat di tangga, di ruang kosong atau di lorong sepi. Tapi mereka gak perduli. Bahkan skr banyak universitas menyediakan ruang sholat/jumatan. Bingung saya dgn SG, bertetangga dgn negara muslim, tapi masih ada islamophobia.” @unusualtrip100
Hal luar biasa yang sering dianggap biasa/remeh: mudahnya akses mushalla. Waktu di Singapur, butuh perjuangan ekstra untuk shalat di tempat umum—bukan hal yang lazim ada mushalla. Coba aja liat di mall yang megah kaya Jewel Changi—ngga ada satu pun mushalla atau area untuk… pic.twitter.com/1Tx2tQOVF5
— Borrys Hasian (@borryshasian) March 19, 2024
Namun, meskipun menghadapi berbagai hambatan, Hasian menyampaikan rasa syukurnya atas segala perjuangan yang dilaluinya di Singapura.
BACA JUGA:QRIS BRImo Solusi Belanja Cepat dan Mudah di Singapura, Begini Caranya!
BACA JUGA:Kasus Covid-19 Kembali Meledak, Cek Syarat Terbaru Wisata ke Singapura
"Segala perjuangan yang dihadapi pas di Singapur untuk beribadah, diberi 'hadiah' oleh Allah dengan bisa tinggal di negara yang akses ibadah sangat mudah—Abu Dhabi," tulis Hasian.
Pengalaman Hasian mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kebebasan beribadah dan memastikan adanya fasilitas yang memadai bagi semua agama di setiap negara.
Hal ini tidak hanya berkaitan dengan kewajiban moral, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan.
Sebagai negara multikultural yang dihuni oleh berbagai etnis dan agama, Singapura memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap warganya dapat menjalankan ibadahnya dengan nyaman dan tanpa hambatan.
Ini adalah bagian integral dari membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis, di mana setiap individu dihormati dan diakui hak-haknya.
BACA JUGA:Covid Melonjak di Singapura dan Malaysia, Bagaimana Indonesia?
BACA JUGA:Incar Piala Dunia U-20, PSSI Gandeng Singapura: Gak Pede Ya?
Dengan demikian, cerita Hasian menjadi panggilan bagi pemerintah dan masyarakat Singapura untuk terus memperbaiki dan meningkatkan aksesibilitas serta dukungan bagi umat Muslim dan komunitas agama lainnya dalam menjalankan ibadah mereka di ruang publik.
Semoga pengalaman-pengalaman seperti ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk lebih menghargai dan memperjuangkan kebebasan beragama dan beribadah bagi semua warga negara.***