BACAKORAN.CO - SMK Kesehatan Rajawali di Bandung Barat mengungkapkan perihal kematian siswinya yang diduga akibat perundungan.
Kepala SMK, Rizki Zaskia Hilmi, menyatakan bahwa pihak sekolah tidak pernah mendapat laporan mengenai perundungan yang dialami Nabila selama 3 tahun belajar.
Bahkan, pihak sekolah pernah mengadakan sesi konsultasi dengan siswa dan orang tua pada bulan Desember tahun sebelumnya untuk membahas masalah atau kendala apa pun yang mungkin dialami.
Orang tua korban dan pelaku pun mengungkapkan bahwa anak-anak mereka baik-baik saja.
Mereka mengaku tidak mengetahui bahwa perundungan terjadi hingga Nabila jatuh sakit setelah menghadiri acara seni pada (8/5/2024).
Setelah menerima laporan dari orang tua, pihak sekolah melakukan investigasi dengan menggali informasi dari guru dan teman-teman.
Hasilnya menunjukkan bahwa Nabila dan A tidak pernah berinteraksi baik secara fisik maupun verbal.
"Pihak sekolah kembali melakukan upaya mediasi antara kedua belah pihak tanggal 27 Mei 2024 Saat itu Nabila dalam kondisi sakit, namun kedua pihak sepakat untuk damai secara lisan," Ungkap Kepsek SMK Kesehatan Rajawali pada selasa (11/6).
Meskipun telah dilakukan mediasi antara kedua belah pihak, namun hal tersebut tidak membuahkan hasil karena keduanya masih emosi.
BACA JUGA:Info Terbaru, Aceh Jaya di Guncang Gempa Bumi Berkekuatan 4.6 Magnitudo
BACA JUGA:Bocah Hina Palestina Sambil Makan Disebut Asal SMPN 126 Jakarta, Begini Klarifikasi Pihak Sekolah!
Kabar kematian Nabila baru diketahui oleh pihak sekolah pada tanggal 30 Mei dan kasusnya menjadi viral di media sosial beberapa hari setelahnya.
"Untuk yang menggendong terjadi di kelas 10, setelah kami gali info dari teman-temannya itu dilaksanakan bergantian antara siswa A dan N," jelasnya.