Ke depan, Montella ingin anak asuhnya untuk bisa bermain lebih baik lagi. Ini karena selama pertandingan, para pemain masih suka hambur-hamburkan peluang.
Dari catatan statistik, Turki mampu membuat 22 peluang. Dari sejumlah peluang itu, hanya 3 yang menjadi gol dari 8 tendangan yang mengarah ke gawang.
Situasi ini membuatnya harus kerja keras lagi untuk membenahi kualitas finishing anak asuhnya.
BACA JUGA:Ditolong Gol Bunuh Diri, Prancis Terancam Kehilangan Mbappe Sampai Akhir Euro 2024 Karena Ini
"Kami membuat 22 tembakan ke gawang tapu akurasi tembakannya kurang bagus. Namun apapun itu saya tetap apresiasi kinerja para pemain. Terima kasih juga kepada para suporter yang telah mendukung perjuangan pemain dengan luar biasa," jelas Montella.
Arda Guler, winger Turki yang mencetak gol kedua Turki mengakui bahwa butuh perjuangan keras untuk menaklukkan Georgia. Namun usaha keras tim membuat Georgia mampu mencetak kemenangan di laga perdana ini.
"Terima kasih atas dukungannya. Saya senang bisa bantu tim memenangkan pertandingan ini. Namun saya tidak pedulikan penghargaan individu. Semua ini untuk tim," ucap Guler.
Pemain Georgia lemas usai kalah dari Turki-getty images-
Sementara itu, Pelatih Georgia Willy Sagnol mengatakan bahwa kekalahan adalah hal yang menyakitkan. Namun untuk kali ini beda.
"Tentu tidak mengenakkan jika menelan kekalahan tapi untuk kali ini, tim saya bisa jadi bangga karena penampilan kami menempatkan sepak bola Georgia di jalur yang tepat. Apalagi kami juga memberikan perlawanan dengan menciptakan banyak peluang," jelas Sagnol.
Menurut Sagnol, kekalahan ini memang layak diterima anak asuhnya. Ini adalah pengalaman baru bagi anak asuhnya di turnamen sebesar Euro 2024.
"Kurang pengalaman dan talenta yang terbatas. Modal kami hadapi turnamen sebesar ini. Namun jika kami bermain seperti yang telah ditunjukkan para pemain, maka progresnya akan lebih baik," ujarnya.