BACAKORAN.CO – Nilai tukar rupiah dibuka melemah ke posisi Rp16.191 pada perdagangan awal pekan, Senin (22/7/2024).
Rupiah turun 36 poin atau 0,22 persen dibanding perdagangan sebelumnya.
Pelemahan rupiah ini dipicu kekkhawatiran pasar akan ketidakpastian situasi politik di Amerika Serikat (AS) pasca keputusan heboh Joe Biden yang mengundurkan diri dari pencalonan Presiden AS 2024.
Selain itu, pelaku pasar menunggu data ekonomi AS, yakni PDB dan Inflasi PCE yang rilis pekan ini.
"Investor mengantisipasi (pengumuman) data PDB AS dan inflasi PCE AS pekan ini,” ujar Analis pasar uang Lukman Leong.
Berdasarkan sentimen tersebut, Lukman memproyeksi rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp16.150 - Rp16.250 per USD.
Sementara itu, mata uang di kawasan Asia bervariasi.
Tercatat won Korea Selatan melaju 0,12 persen, ringgit Malaysia naik tipis 0,03 persen, dan dolar Hong Kong terkerek 0,01 persen.
BACA JUGA:Rupiah Tak Bertenaga saat Pasar Optimis Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Kok Bisa?
BACA JUGA:Rupiah Loyo Dua Hari Beruntun, Akhir Pekan Ditutup ke Rp16.191 per USD, Dipicu Tensi China – AS?
Sebaliknya, peso Filipina anjlok 0,19 persen, baht Thailand turun 0,02 persen, dolar Singapura ambles 0,01 persen, yuan China merosot 0,04 persen, dan yen Jepang minus 0,02 persen.
Sedangkan mata uang negara maju sebagian besar terpantau bergerak di zona hijau.
Tercatat poundsterling Inggris naik 0,04 persen, euro Eropa melesat 0,03 persen, dolar Kanada tumbuh 0,04 persen, dan franc Swiss melaju 0,03 persen.