Unjuk Rasa Nakes India yang Meminta Keadilan Atas Kejahatan Kasus Pembunuhan dan Asusila, Pemerintah Lakukan..

Minggu 18 Aug 2024 - 15:05 WIB
Reporter : Desta
Editor : Desta

BACAKORAN.CO - Banyak tenaga kerja di Rumah sakit dan klinik kesehatan di India mogok kerjadi akhir pekan ini.

Hal tersebut terjadi setelah para tenaga kesehatan, termasuk dokter dan perawat, mogok kerja 24 jam.

Lebih dari satu juta dokter diperkirakan akan ikut mogok kerja, melumpuhkan layanan medis di negara berpenduduk terbanyak di dunia itu.

Rumah sakit mengatakan staf pengajar dari perguruan tinggi kedokteran telah dipaksa bekerja untuk menangani kasus-kasus darurat.

BACA JUGA:6 Drama China Tentang Dokter Berlatar Belakang Medis yang Seru dan Keren, Fix Bikin Terpesona Abis...

BACA JUGA:Update, Kronologi Kecelakaan yang Menewaskan Dokter Bella Rizki, Berikut Keterangannya...

Pemerintah mendesak para dokter untuk kembali bertugas demi kepentingan publik.

Pemerintah akan membentuk sebuah komite untuk menyarankan langkah-langkah guna meningkatkan perlindungan bagi para profesional perawatan kesehatan untuk mengani permasalahan yang terjadi.

Asosiasi Medis India mengatakan bahwa mereka sedang mempelajari tawaran pemerintah, tetapi tidak membatalkan pemogokan, yang akan berakhir pada pukul 6 pagi pada hari Minggu.

Aksi mogok kerja dokter dan nakes se-India itu digelar pada Sabtu ini mulai pukul 06.00 waktu setempat atau sekitar pukul 7.30 WIB.

BACA JUGA:Tragis! Dokter Muda Tegal Akhiri Hidup, Diduga Tak Tahan Dibully di PPDS Semarang, ini Reaksi Kemenkes..

BACA JUGA:Dokter Teladan Asal Sumsel dr Hj Bela Riski Dinanti Meninggal Kecelakaan di Tol, Ternyata Punya 2 Anak Kecil..

Asosiasi Medis India (IMA) menyatakan mereka akan memutus prosedur medis dan konsultasi pasien tertentu selama masa mogok kerja tersebut.

"Dokter-dokter junior sudah melakukan aksi lebih dulu, jadi sekarang artinya 90 persen dokter akan melakukan aksi," ujar juru bicara IMA di Telangana, Sanjeev Singh Yadav kepada Reuters.

Dr Sandip Saha, seorang dokter anak swasta di kota itu, mengatakan kepada Reuters bahwa ia tidak akan menangani pasien kecuali dalam keadaan darurat.

Kategori :