Ia menambahkan bahwa insiden ini tampaknya dipicu oleh kesalahpahaman antar pelajar yang bersekolah di tempat berbeda.
BACA JUGA:Seru Abis! Rizky Febian Gelar Konser di 5 Kota Indonesia, Cek di Sini Harga Tiket dan Jadwalnya Gais
Sementara itu, Devi Indra Kusumah, Kasi Kesiswaan dan Manajemen SMP Disdik Kabupaten Sukabumi, menyatakan bahwa GP adalah siswa yang baik dan tidak pernah terlibat dalam tawuran.
"GP adalah anak baik. Dia meninggal karena kehabisan darah," ungkapnya.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya kesadaran semua pihak terhadap bahaya bullying dan kekerasan di sekolah.
Kejadian tragis seperti ini seharusnya mendorong kita semua orang tua, guru dan siswa untuk lebih waspada dan peduli terhadap tindakan kekerasan yang mungkin terjadi di sekitar kita.
BACA JUGA:Puluhan Pasukan Pengamanan Presiden Jokowi di Tasikmalaya Keracunan Makanan, Begini Kondisinya!
BACA JUGA:Waduh, Presiden Jokowi Perintahkan Kedatangan Internasional Diawasi Ketat, Ada Apa?
Dengan komunikasi dan kesadaran yang lebih baik, kita bisa menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman.
Rencananya, jenazah GP akan dibawa ke RSUD Kramat Jati, Jakarta, untuk autopsi lebih lanjut.
Di sisi lain, Dinas Pendidikan tengah berfokus pada penanganan kasus ini, memastikan semua langkah hukum yang diperlukan diambil.
"Terkait anak pelaku, ini sudah masuk ranah hukum dan sedang ditangani Polres," jelas Devi.
BACA JUGA:Kemenag Dorong Memasifkan Penggunaan Aksara Pegon, Ini Respon Filolog Sumsel
BACA JUGA:Ini Bukti Hidup Makin Susah, BPS Ungkap 9,48 Juta Penduduk Kelas Menengah Turun Status!
Kejadian ini diharapkan bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat, terutama remaja, untuk lebih memahami pentingnya menghentikan bullying dan kekerasan di sekolah.