"Oleh karena itu sekalipun Anies mempunyai nama besar dan elektabilitas tinggi, bagi PDIP itu bukan apa-apa," Ujar Adi.
Adi juga mengungkit trauma PDIP terhadap sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi), kader yang sudah bersama selama 23 tahun.
"Jadi wali kota, gubernur, presiden dua periode tapi juga meninggalkan PDIP, apalagi Anies yang bukan kader," Lanjutnya.
Ia beranggapan bukan tidak mungkin setelah menang jadi gubernur, PDIP bisa ditinggalkan jika tak ada komitmen apapun.
BACA JUGA:Mengejutkan! Setelah Gagal Diusung Oleh PDIP, Kini Anies Dikabarkan Akan Diusung Oleh Partai...
Itu yang sepertinya membuat PDIP tak jadi usung Anies, atau bisa dibilang juga trauma dengan Jokowi.
Selain itu, PDIP ingin menunjukkan jati diri sebagai partai kader sehingga memprioritaskan kader sendiri ketika mengusung calon kepala daerah.
Jika PDIP mengutamakan elektabilitas, Adi meyakini parpol itu akan mengusung Anies dalam kontestasi Pilgub Jakarta.
PDIP batal mengusung Anies maju pilgub Jakarta 2024, lebih memilih kadernya sendiri Pramono Anung - Rano Karno untuk daftar ke KPU besok.--istimewa
Bagi PDIP berkoalisi dengan Anies yang memiliki elektabilitas paling tinggi tetapi bagi PDIP itu bukan hal yang penting ternyata.
BACA JUGA:Fix! PDIP Batal Usung Anies, Daftarkan Pramono Anung-Rano Karno Maju Pilgub Jakarta Besok!
Karena untuk apa mengusung Anies yang orang luar, outsider yang tidak bisa diminta misalnya, komitmennya memperjuangkan dan membesarkan PDIP di masa yang akan datang.
Karena beberpa alasan itulah membuat PDIP lebih memilih untuk mencalonkan kadernya saja.