BACAKORAN.CO – Nilai tukar rupiah melemah di awal perdagangan pasar spot pada Kamis (19/9/2024) pagi.
Rupiah dibuka pada posisi Rp15.342 per USD, turun sebesar 8 poin atau 0,05 persen dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Tak hanya rupiah, mata uang di kawasan Asia pun kompak rontok dihajar dolar Amerika Serikat (AS).
Adapun dolar Hong Kong ambles 0,03 persen, peso Filipina jeblok 0,20 persen, baht Thailand dan dolar Singapura merosot 0,29 persen.
BACA JUGA:SIMAK! Penjelasan Lengkap Bos The Fed Jerome Powell Soal Alasan Pemangkasan Suku Bunga 50 bps
BACA JUGA:TOK! The Fed Pangkas Suku Bunga 50 Bps, Pertama Sejak Maret 2020, Ini Dampaknya Menurut Pakar
Lalu, yuan China ambles 0,31 persen, ringgit Malaysia melemah 0,73 persen, won Korea Selatan minus 0,74 persen, dan yen Jepang mengalami penurunan terbesar dengan pelemahan 1,04 persen.
Begitupun mata uang negara maju yang juga alami tren penurunan.
Adapun poundsterling Inggris ambles 0,28 persen, euro Eropa anjlok 0,28 persen, franc Swiss rontok 0,43 persen, dan dolar Kanada melemah 0,12 persen
Hanya Dolar Australia yang menguat tipis 0,04 persen.
BACA JUGA:Pasar Optimis The Fed Pangkas Suku Bunga, Harga Minyak Dunia Turun Tipis, Tren Positif Lanjut?
BACA JUGA:BI Bakal Dahului The Fed Turunkan Suku Bunga Acuan? Simak 6 Faktor Pendukungnya!
Pengamat komoditas dan mata uang Lukman Leong memprediksi rupiah akan terus tertekan oleh penguatan dolar AS yang kembali rebound.
Penguatan dolar ini terjadi setelah The Federal Reserve alias The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps), yang lebih besar dari perkiraan pasar.
"Investor melakukan aksi ambil untung setelah pelemahan dolar AS yang akhirnya menyebabkan rebound pada dolar AS," jelas Lukman.