Kapasitas produksinya mencapai 220 ribu ton per tahun.
BACA JUGA:Kebakaran di SPBU Sekayu Akibat Konsumen Self Service, Apakah Melanggaran Aturan Pertamina?
BACA JUGA:5 Tersangka Pembunuhan dan Penculikan Bocah di Cilegon, Ternyata Salah Satunya Sahabat Ibu Korban
Selain itu, smelter ini juga menghasilkan 830 ribu ton per tahun asam sulfat dengan kemurnian 98,50 persen, yang tentunya penting bagi industri kimia dan pertambangan lainnya.
Fasilitas ini tidak hanya fokus pada tembaga, tetapi juga pemurnian logam mulia.
Setiap tahunnya, smelter ini mampu menghasilkan 987 ton lumpur anoda, dengan produk utamanya meliputi 18 ton emas batang dengan kemurnian 99,99 persen, 55 ton perak batang dengan kemurnian 99,95 persen, dan 77 ton selenium dengan kemurnian 99,9 persen.
Dengan kualitas produk yang sangat tinggi, fasilitas ini diharapkan bisa meningkatkan daya saing Indonesia di pasar logam mulia global.
BACA JUGA:7 Remaja Ditemukan Tewas di Kali Bekasi, Sengaja Melompat ke Sungai Hindari Patroli Polisi?
BACA JUGA:Teriakan Ini Menggema dari Ribuan Pelayat Iringi Pemakaman Komandan Hizbullah!
Presiden Komisaris Amman Mineral Nusa Tenggara, Hilmi Panigoro, menjelaskan bahwa pembangunan smelter ini merupakan bagian dari proyek strategis nasional.
Proyek ini menjadi bukti nyata komitmen perusahaan untuk terus mengembangkan industri pertambangan di Indonesia.
"Kami berharap, dengan beroperasinya smelter tembaga ini, posisi Indonesia di rantai pasok global tembaga akan semakin kuat," ujar Hilmi dengan penuh optimisme.
Pengoperasian smelter ini bukan hanya langkah penting bagi perusahaan, tetapi juga bagi Indonesia dalam memperkuat perekonomian nasional dan meningkatkan nilai tambah dari industri pertambangan.
BACA JUGA:Banting Setir, ESP Kini Dukung Pasangan Ini di Pilkada Palembang
BACA JUGA:Pj Gubernur Elen Setiadi Bersama Forkopimda Matangkan Persiapan Pilkada Serentak 2024 di Sumsel
Dengan peresmian ini, Indonesia menunjukkan keseriusannya dalam menjalankan program hilirisasi sumber daya alam.