Yang saat ini menuai kritik tajam karena dukungannya terhadap genosida di Gaza.
Sementara anak-anak di Gaza kehilangan masa kecil mereka akibat perang, kita justru terobsesi dengan mainan ini.
BACA JUGA:Pemerintah Israel Perintahkan Kantor Al Jazeera Tepi Barat Ditutup, Ini Ternyata Alasannya
Apakah kita benar-benar ingin berkontribusi pada perusahaan yang mendukung penderitaan mereka?
Rasa takut ketinggalan (FOMO) telah mendorong banyak orang untuk rela antri di bawah terik matahari demi mendapatkan Labubu.
Namun, mari kita ingat bahwa FOMO bukanlah sesuatu yang sehat.
Ketika kita terjebak dalam tren, kita seringkali mengabaikan dampak yang lebih besar dari keputusan kita.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Minyak Goreng Bebas Afiliasi Israel Bikin Masak Makin Santai, Yuk Cobain!
Fenomena Labubu bukan tanpa masalah. Ada beberapa aspek yang perlu dicermati:
1. Aspek Sosial
Ketika kamu membeli mainan ini, kita juga berkontribusi pada perusahaan yang memiliki hubungan dengan praktik tidak etis.
Bagaimana jika uang kamu digunakan untuk mendukung kekerasan dan genosida?
2. Aspek Hukum Pembelian dalam Islam
Format blind box yang ditawarkan Pop Mart termasuk dalam kategori jual beli yang tidak jelas dan mengandung spekulasi, dikenal sebagai Gharar.