Meski demikian, tim penyelamat bekerja tanpa henti untuk mencari korban yang masih hidup.
"Kami menggunakan segala sumber daya yang ada, termasuk bantuan dari masyarakat setempat. Namun, kondisi cuaca dan medan sangat mempersulit upaya penyelamatan," tambah Irwan.
Pihak keluarga korban yang hilang berkumpul di sekitar lokasi tambang dengan harapan akan ada keajaiban.
Beberapa di antaranya tak kuasa menahan tangis ketika melihat proses evakuasi yang berlangsung di tengah situasi yang penuh ketidakpastian.
BACA JUGA:Tanah Longsor Kembali Merenggut Nyawa, Penjaga Pondok Pesantren di Sukabumi Tewas Tertimbun
Kapolsek Hiliran Gumanti, Tri Sukra Martin, mengatakan bahwa pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab pasti longsor.
"Namun, dugaan awal adalah faktor cuaca yang menyebabkan tanah di area tambang menjadi labil. Hujan deras beberapa hari terakhir memperparah kondisi ini," jelasnya.
Pemerintah Kabupaten Solok mengimbau masyarakat untuk sementara waktu menghentikan seluruh aktivitas penambangan di lokasi tersebut guna mencegah kejadian serupa.
Tragedi ini kembali menyoroti betapa berisikonya pekerjaan di tambang tradisional yang sering kali minim perlindungan keselamatan.
Operasi pencarian dan penyelamatan akan terus dilakukan hingga seluruh korban ditemukan.
Pihak berwenang meminta seluruh pihak untuk tetap waspada dan memprioritaskan keselamatan di lokasi tambang yang rentan terhadap bencana alam.*