Miris! Tiga Siswa Berprestasi di Pandeglang Dipulangkan Paksa karena Tak Mampu Bayar SPP Rp.42 Juta

Minggu 27 Oct 2024 - 19:08 WIB
Reporter : Ainun
Editor : Ainun

BACAKORAN.CO - Kasus miris terjadi di Pandeglang, Banten, di mana tiga siswa Sekolah Dasar harus pulang paksa dari sekolah mereka.

Ketiga siswa tersebut, Faizza (11 tahun), Fara (10 tahun), dan Fatan (7 tahun), dikeluarkan oleh pihak sekolah saat jam pelajaran karena orang tua mereka tidak mampu membayar SPP atau sumbangan pembinaan pendidikan yang mencapai Rp42 juta. 

Kejadian ini dikutip tim bacakoran.co dari kanal YouTube tvOneNews yang memperlihatkan kondisi ketiga anak tersebut saat pulang dengan wajah lesu setelah diantar menggunakan mobil sekolah.

BACA JUGA:Tragis! Siswa Pramugari Meninggal di Asrama, Keluarga Curiga Ada Penganiayaan

BACA JUGA:Viral! Video Seorang Siswa SMP di Pasuruan Bantah Guru Saat Ditanya Soal PR, Begini Kronologinya

Mereka tinggal di Menes, Pandeglang, Banten, dan peristiwa tersebut mengejutkan banyak pihak, termasuk warga sekitar.

Ketua RW setempat, Wahyudin, mengaku sangat prihatin melihat anak-anak tersebut dikeluarkan paksa.

Ia berharap tidak ada lagi anak yang harus mengorbankan pendidikan karena masalah keuangan.

“Sangat miris, apalagi mereka masih anak-anak yang semangat untuk belajar. Hal seperti ini seharusnya bisa diselesaikan dengan baik tanpa harus memulangkan anak-anak,” ujar Wahyudin.

BACA JUGA:Kasus Tindak Asusila Mahasiswa Baru di Jambi saat Kegiatan Mapala, Pelaku Ditangkap dan Polisi Temukan Ini!

BACA JUGA:Siswa SMA di Tebet yang Dianiaya Kakak Kelas Sampai Koma Kini Sudah Sadar, Ini Kondisinya

Menurut keterangan dari Devi Fitriani, ibu dari ketiga anak tersebut, kejadian ini sangat menghancurkan hati keluarganya.

Ia mengungkapkan bahwa ketiga anaknya adalah siswa berprestasi, bahkan sudah menghafal beberapa juz Al-Qur’an.

Namun, konflik internal dengan pihak yayasan membuat ketiga anaknya terpaksa dipulangkan karena ketidakmampuan keluarga membayar tunggakan biaya sekolah.

Lebih ironis, Devi menyebut bahwa pihak yayasan bahkan tidak memberikan pilihan beasiswa meski anak-anaknya berprestasi.

Kategori :