Hal ini diharapkan bisa memberi waktu yang cukup bagi calon terpilih untuk mempersiapkan dan menjalankan kampanye mereka dengan matang.
Namun, pilihan Biden untuk tetap maju meski ada kekhawatiran dari berbagai pihak, menyebabkan ia terpaksa mundur dari pencalonan beberapa bulan sebelum hari pemungutan suara.
BACA JUGA:Donald Trump Posting Gambar Taylor Swift Beri Dukungan untuknya, Benarkah? Begini Faktanya!
BACA JUGA:Hasil Survei Pilpres AS 2024 Terbaru, Elektabilitas Harris Melejit Salip Trump, Ini Penyebabnya!
Kondisi tersebut membuat Kamala Harris harus masuk ke dalam pencalonan dengan persiapan yang sangat terbatas.
Partai Demokrat pun tidak memiliki kesempatan untuk benar-benar memutuskan apakah Harris adalah calon terkuat yang bisa melawan Trump.
Kampanye Harris pada akhirnya dirasa menyerupai kampanye Biden dengan Harris sebagai figur utamanya.
"Itu seperti kampanye Biden dengan wajah baru," ungkap pejabat tersebut.
BACA JUGA:Kejanggalan Insiden Penembakan Donald Trumps saat Kampanye, Ahli Sniper Rusia Ungkap Detailnya!
BACA JUGA:Cawapres AS Pilihan Donald Trump Sindir Inggris sebagai 'Negara Islam', Ada Apa?
Sebelumnya, Donald Trump menyampaikan pidato publik perdana setelah dinyatakan unggul dalam Pilpres AS 2024.
Ia memenangkan suara di beberapa negara bagian "medan pertempuran" yang sangat menentukan.
Pidato itu ia sampaikan di depan pendukungnya di Palm Beach, Florida, pada Rabu (6/11/2024) waktu setempat.
"Ini adalah kemenangan besar bagi warga Amerika," kata Trump di hadapan para pendukungnya.