BACAKORAN.CO - Pulau Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, tengah menghadapi krisis minyak tanah yang memaksa ratusan warga untuk rela mengantre sejak subuh di pangkalan-pangkalan BBM subsidi.
Situasi ini mencerminkan betapa mendesaknya kebutuhan masyarakat terhadap bahan bakar jenis ini.
Di kawasan Kecamatan Kisar Selatan, antrean panjang terlihat di sejumlah pangkalan minyak tanah.
Warga yang datang membawa jeriken rela berdesakan demi mendapatkan minyak tanah dengan harga subsidi, yaitu Rp7.000 per liter.
BACA JUGA:Moms, Pemerintah Pasatikan Harga MinyaKita Balik Normal Minggu Ini, Yuk Cek di Pasar!
Bandingkan dengan harga di pasaran yang bisa mencapai Rp10.000 hingga Rp12.000 per liter, jelas subsidi menjadi pilihan utama masyarakat.
Seorang warga, Rahmat (42), mengungkapkan bahwa antrean dimulai sejak dini hari karena stok minyak tanah di pasaran semakin sulit ditemukan.
"Kami terpaksa datang lebih awal agar tidak kehabisan. Kalau beli di luar, harganya mahal sekali," ujarnya.
Kelangkaan minyak tanah ini menjadi masalah serius bagi warga Pulau Kisar, terutama karena bahan bakar tersebut merupakan kebutuhan pokok bagi aktivitas rumah tangga seperti memasak.
BACA JUGA:Negara Arab Janji ke Iran Bakal Netral dan Tak Akan Bela Israel, Takut Kilang Minyak Diserang?
Minimnya pasokan di pangkalan-pangkalan resmi membuat warga harus bergantung pada pasar dengan harga lebih tinggi.
Menurut penuturan beberapa pedagang, distribusi minyak tanah ke daerah tersebut mengalami hambatan akibat kondisi cuaca buruk yang memengaruhi jalur pengiriman.
Hal ini diperparah dengan tingginya permintaan, sehingga pasokan cepat habis meskipun baru didistribusikan.