Honda dan Nissan menghadapi tekanan besar akibat banjir produk kendaraan listrik dari kompetitor global.
BACA JUGA:Suzuki Kembali Kenalkan Motor Matic Bergaya Retro Terbarunya Saluto 125, Ini Spesifikasi Lengkapnya
Nissan, khususnya, berada dalam posisi sulit karena penurunan penjualan di pasar utama seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.
Situasi ini telah memaksa Nissan untuk memangkas pekerjaan, mengurangi kapasitas produksi, dan menurunkan target laba hingga 70 persen.
Meski awalnya sempat ada ketegangan terkait minat produsen Taiwan Hon Hai Precision Industry Co. (Foxconn) untuk mengakuisisi Nissan, laporan terakhir menunjukkan Foxconn sementara menghentikan rencananya guna mengamati perkembangan pembicaraan merger antara Honda dan Nissan.
Aliansi Baru yang Mengubah Lanskap Otomotif Jepang
BACA JUGA:Kobokers Yakin Gak Tertarik? Yuk Simak Spesifikasi Motor Honda X Kobo Kanaeru
Jika merger ini terwujud, aliansi antara Honda, Nissan, dan Mitsubishi Motors akan menciptakan kekuatan baru yang signifikan di industri otomotif.
Langkah ini diperkirakan akan membagi industri otomotif Jepang menjadi dua blok besar, dengan Honda-Nissan-Mitsubishi di satu sisi, melawan Toyota Motor Corp. beserta mitra-mitranya seperti Mazda Motor Corp., Subaru Corp., dan Suzuki Motor Corp.
Sebagai langkah awal menuju aliansi ini, Honda dan Nissan telah bekerja sama dengan Mitsubishi Motors pada pengembangan baterai dan teknologi kendaraan listrik sejak awal 2024.
Kemitraan ini diharapkan akan memperkuat posisi mereka dalam menghadapi perubahan besar di pasar otomotif global.