Harga Tiket Pesawat Masih Mahal di 2025, Bos Garuda Ungkap Biang Keroknya!

Jumat 24 Jan 2025 - 09:56 WIB
Reporter : Ramadhan Evrin
Editor : Ramadhan Evrin

1. Layanan bandara

BACA JUGA:Diskon Rp1 Juta, Inilah 25 Kode Promo Tiket Pesawat Hari Ini AirAsia, Citilink, Garuda Indonesia dan Lainnya..

BACA JUGA:Bye Tarif Mahal, Harga Tiket Pesawat Domestik Bakal Lebih Murah sebelum Oktober, Turun Segini!

2. Biaya lepas landas dan pendaratan (take-off landing fee)

3. Biaya sewa ruangan di bandara

4. Bea masuk suku cadang pesawat

"Semua transaksi terkait avtur, layanan bandara, hingga sewa ruangan di bandara dikenakan pajak. Bahkan, suku cadang yang kami impor ke Indonesia pun terkena bea masuk dan pajak. Ini semua menjadi beban tambahan bagi maskapai," jelasnya.

BACA JUGA:Ungkap Biang Kerok Harga Tiket Pesawat Mahal, Kemenhub Lakukan Evaluasi Tarif dan Penataan Rute

BACA JUGA:Harga Tiket Pesawat Naik Jelang Nataru, Beberapa Maskapai Telah Ludes, Ini Daftar Harganya!

Rasio Biaya vs Pendapatan: Tantangan Besar bagi Maskapai

Wamildan mengakui jika beban biaya operasional maskapai sangat tinggi.

Hal ini tercermin dari rasio biaya terhadap pendapatan yang mencapai 94 persen.

Kondisi ini membuat margin keuntungan maskapai menjadi sangat tipis, terutama bagi maskapai layanan penuh seperti Garuda Indonesia.

BACA JUGA:Harga Avtur Naik Akibat Perang, Jadi Biang Kerok Tiket Pesawat Mahal

BACA JUGA:Hore! Harga Tiket Pesawat Bakal Balik Murah, Mulai Kapan? Ini Janji Menpar Sandiaga

"Sebagai maskapai full-service, kami harus memberikan layanan terbaik, termasuk menyediakan makanan dan camilan selama penerbangan. Dengan rasio biaya terhadap pendapatan sebesar 94%, ruang untuk margin keuntungan menjadi sangat kecil," ungkapnya.

Kategori :