Tony Blair Dewas Danantara Ex PM Inggris Ternyata Zionis, Rancang Pembunuhan Massal Perang Irak

Rabu 26 Feb 2025 - 14:30 WIB
Reporter : Rida Satriani
Editor : Rida Satriani
Tony Blair Dewas Danantara Ex PM Inggris Ternyata Zionis, Rancang Pembunuhan Massal Perang Irak

BACAKORAN.CO - Tony Blair menjadi sorotan setelah ditetapkan sebagai Dewan Pengawas (Dewas) Badan Pengelola Investasi Danantara pada Senin (24/02/2025).

Blair telah resmi menjadi Dewas Danantara yang bertuga sebagai penanggung jawab atas penglolaan investasi di Indonesia.

Hal ini dikonfirmasi oleh Kepala Danantara Rosan P. Roeslani bahwa Blair sudah menjadi bagian dari pengawas.

"Tony Blair jadi salah satunya dewan pengawas Danantara," ujar Rosan di Jakarta, Senin (24/02/2025).

Pernyataan ini menimbulkan pro-kontra di media sosial, sebab warganet menyoroti rekam jejak Blain dalam kebijakannya di luar negeri bersama Presiden Amerika Serikat sebelumnya George W. Bush.

BACA JUGA:Danantara Resmi Meluncur, Rupiah Malah Keok, Dolar AS Tembus Segini!

BACA JUGA:Resmi Diluncurkan! Danantara Akan Kelola Aset BUMN Raksasa, Ini Daftarnya

Kebijakan tersebut berupa pengiriman pasukan barat ke Irak yang menimbulkan banyaknya warga sipil yang tewas sebanyak 100 ribu warga Irak.

Bush dan Blair melakukan pengiriman invasi itu atas dugaan 'senjata pemusnah' terhadap Presiden Irak Saddan Husein yang saat ini belum terbukti keberadaannya.

Dikutip dari Al Jazeera yang merupakan tribunal di Kuala Lumpur, mengungkapkan bahwa Tony Blair dan mantan Presiden AS, George W. Bush, dinyatakan bersalah atas kejahatan perang, kemanusiaan, dan genosida terkait invasi Irak pada tahun 2003.

Penyataan ini diterbitkan oleh Kuala Lumpur War Crimes Tribunal (KLWCT), yang menjatuhkan putusan tersebut pada 22 November 2011 setelah dua tahun investigasi.

BACA JUGA:Hadiri Peluncuran, Kaesang Klaim Tak Masuk Struktur Danantara: Dapat Info Darimana?

BACA JUGA:Dinasti Jokowi Is Back Jadi Pengawas Danantara, Anak Jabat Wapres dan Operasional BUMN, Netizen Auto Cemas

Selain Tribunal Kuala Lumpur, terdapat juga Laporan Chilcot Inquiry, yang dipimpin oleh Sir John Chilcot, yang menyatakan bahwa Blair memilih untuk mendukung invasi Irak sebelum semua opsi diplomatik habis. 

"Aksi militer pada saat itu bukanlah pilihan terakhir," demikian kesimpulan Chilcot Inquiry.

Kategori :