
Dengan program ini, Surabaya menjadi kota pertama di Indonesia yang menerapkan integrasi game ke dalam pendidikan formal.
Namun, ternyata kebijakan ini menuai berbagai komentar negatif dari netizen yang menganggap game tidak perlu menjadi pembelajaran wajib yang ada kurikulum.
"Bukan Indonesia emas, tapi Indonesia cemas!" komentar salah satu akun Instagram @okycatur*** dalam postingan @fakta.indo.
BACA JUGA:Heboh! Rupiah Cepat Minta Maaf Usai Viral Kasus Pencurian Data dan Tolak Refund Korban
BACA JUGA:Viral, Posko Ormas Dibongkar Petugas Gabungan dan Jumpai Temuan Mengejutkan, Ternyata Ini!
"Next Kurikulum korupsi, untuk persiapan supaya nanti makin mahir, dan mengedukasi," sindir akun Instagram @miniaturmotor_indo****.
"Cukup ada di esport sama lomba² aja jangan sampe masuk kurikulum," kata akun Instagram fraoktvian***.
"Gunanya apa? Daripada masuk ke dalam kurikulum yang kerjaannya cuma bermain, kenapa tidak memasukkan kurikulum itu seperti kelas coding? Mobile legend itu sistem yg di bangun dari ribuan coding, daripada menjadi konsumen candu, kenapa tidak menjadi produsen?" tutur akun Instagram akh***.
"Kalo ekskul gapapa kalo wajib sih ga setuju."
"Walupun gw pemain mobile legend tapi kok kurang setuju yaa, kek aneh aja bisa masuk kurikulum."