
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kondisi ini sering kali dipicu oleh perubahan suhu permukaan laut yang mempengaruhi pola atmosfer dan distribusi awan di Indonesia.
BACA JUGA:Waspada Cuaca Ekstrem dan Siklon Ganda! BMKG Peringatkan Hujan Deras, Badai Petir hingga 28 April!
BACA JUGA:Wow! Muhammadiyah dan NU Bakal Lebaran Bareng? BMKG dan LF PBNU Ungkap Fakta Mengejutkan!
Penyebab Terjadinya Kemarau Basah
Ada beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap terjadinya kemarau basah, diantaranya sebagai berikut.
Anomali Suhu Laut Suhu permukaan laut yang lebih hangat dari biasanya meningkatkan penguapan dan memperbanyak pembentukan awan hujan.
Melemahnya Aliran Udara dari Australia Biasanya, angin dari Australia membawa udara kering ke Indonesia saat kemarau. Jika aliran ini melemah, hujan lebih mudah terbentuk.
Fenomena La Niña La Niña menyebabkan suhu laut di wilayah Indonesia menjadi lebih hangat, memicu peningkatan aktivitas konvektif yang berimbas pada curah hujan tinggi.
BACA JUGA:Hujan Sehari, 5 Desa di Bandung Diterjang Longsor, Begini Kondisi Warga dan Permukiman!
BACA JUGA:Waspada Cuaca Ekstrem dan Siklon Ganda! BMKG Peringatkan Hujan Deras, Badai Petir hingga 28 April!
Dampak IOD (Indian Ocean Dipole) Negatif IOD negatif terjadi ketika suhu laut di Samudera Hindia bagian timur lebih hangat dibanding bagian baratnya, menyebabkan peningkatan pembentukan awan dan hujan.
Kombinasi dari faktor-faktor ini menyebabkan pola cuaca yang tidak sesuai dengan musim kemarau normal, sehingga hujan tetap terjadi meskipun kalender menunjukkan musim kering.
Dampak Kemarau Basah
Kemarau basah memiliki dampak yang beragam bagi berbagai sektor. Berikut beberapa efeknya.
BACA JUGA:Mumpung Masih Musim Hujan, Yuk Coba Sembuhkan Penyakit dengan Air Hujan ala Ustaz Adi Hidayat Ini
BACA JUGA:Review 5 Parfum Wanita untuk Daily Cocok Disemua Cuaca dan Keadaan dari Brand Lokal!
Dampak Positif
- Ketersediaan air meningkat, membantu sektor perairan dan irigasi.
- Tanaman yang membutuhkan kelembapan tinggi bisa tumbuh lebih optimal.
Dampak Negatif
- Petani yang menanam tanaman kering seperti jagung dan kedelai berisiko mengalami gagal panen akibat tanah yang terlalu basah.
- Serangan hama dan penyakit tanaman meningkat karena kondisi lingkungan yang lebih lembap.
- Ketidakpastian dalam kalender tanam mempersulit petani dalam merencanakan pola pertanian mereka.