Dengan jangkauan antara 2.000 hingga 2.500 kilometer, rudal ini mampu menjangkau seluruh Israel dan bahkan sebagian wilayah Eropa Tenggara.
Muatan maksimumnya sekitar 700 kilogram, yang dapat berupa hulu ledak konvensional maupun nuklir.
Namun, dalam kasus serangan terbaru ini, Iran dilaporkan menggunakan versi dengan bobot muatan mencapai 1 ton menjadikannya salah satu rudal paling mematikan yang pernah digunakan Iran dalam konflik langsung.
BACA JUGA:Erdogan Bela Iran, Sebut Punya Hak Sah Melawan Serangan Israel
Dampak Serangan dan Respons Internasional
Sejumlah warga Israel menggambarkan dampak serangan sebagai yang paling parah dalam sejarah serangan lintas negara.
“Itu yang paling menyakitkan dan paling merusak,” tulis seorang warga Tel Aviv di X.
Namun, akses publik terhadap dokumentasi visual terbatas karena pemerintah Israel mulai melakukan sensor dan pelarangan penyebaran kerusakan yang ditimbulkan oleh rudal tersebut.
Tak hanya mengandalkan kekuatan fisik, Iran juga meluncurkan serangan siber skala besar yang berhasil mengacaukan sistem pertahanan udara Israel, termasuk Iron Dome.
BACA JUGA:Iran Luncurkan Rudal Hipersonik Fattah-1 ke Tel Aviv: Awal Babak Baru Ketegangan dengan Israel?
Teknik penyusupan elektronik disebut membuat sistem pertahanan tersebut gagal mengenali rudal Sejjil sebagai ancaman yang valid.
Penggunaan rudal Sejjil ini menandai debut operasional resminya setelah lama tak terdengar sejak uji coba di tahun 2008 dan 2009.
Kembalinya Sejjil ke medan perang mematahkan spekulasi bahwa rudal ini tidak lagi aktif, dan justru menandai kesiapan penuh Iran dalam mempertahankan atau bahkan memperluas pengaruh militernya di kawasan.
Ketegangan Regional Semakin Memuncak
BACA JUGA:Bandara Ben Gurion Penuh, Warga Israel Panik Buru-buru Kabur ke Luar Negeri Usai Serangan Iran
BACA JUGA:Perang Dunia Maya Dimulai! Hacker Israel Retas Bank Iran, Data Nasabah Musnah?