Pertemuan Antara Surya Paloh dan Jokowi: Menjaga Komitmen dalam Koalisi Pemerintahan
BACAKORAN.CO - Pertemuan Antara Surya Paloh dan Jokowi. Kabar mengenai pertemuan antara Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta telah menarik perhatian publik. Sekretaris Jenderal NasDem, Hermawi Taslim, mengonfirmasi kebenaran pertemuan tersebut. Namun membantah bahwa hal tersebut terkait dengan reshuffle kabinet Indonesia Maju yang berimplikasi pada pengurangan jatah menteri dari partainya. "Hermawi, saat di konfirmasi kemarin oleh Bacakoran.co, memberikan keterangan bahwa pertemuan tersebut merupakan silaturahmi dan tidak membicarakan mengenai pergantian jabatan, karena hal tersebut merupakan kewenangan Presiden. Hermawi juga enggan memberikan penjelasan mengenai apakah pertemuan ini di lakukan atas permintaan Surya Paloh atau undangan dari Presiden Jokowi. BACA JUGA : Jokowi ke Bengkulu, Cek Pembangunan Jalan Desa Lewat Dana Inpres Ketika di tanya apakah silaturahmi ini juga membahas pergantian Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Hermawi tidak memberikan banyak tanggapan.Menjaga Komitmen dalam Koalisi Pemerintahan
Wakil Ketua Umum NasDem, Ahmad Ali, menghargai keputusan Jokowi yang memberikan kursi Menkominfo, yang sebelumnya di pegang oleh Partai NasDem, kepada Budi Arie. Keputusan tersebut tidak akan mengubah komitmen NasDem sebagai partai pendukung pemerintah. "Kami tetap berada di pemerintahan sesuai dengan komitmen yang telah kami sampaikan sejak 2014," tegas Ali saat di hubungi kemarin. Ali menegaskan bahwa partainya akan tetap bersahabat dan berada dalam koalisi pemerintah hingga masa jabatan Presiden Joko Widodo berakhir. BACA JUGA : Reshuffle Kabinet! Nama Baru Muncul, Jokowi Lantik Hari ini? "Dengan kondisi apa pun yang terjadi saat ini, NasDem tetap melihat bahwa mereka telah lama menjadi sahabat, sekalipun di antara keduanya terdapat perbedaan. Selamanya Jokowi akan menjadi sahabat bagi NasDem'," tambahnya. Selain itu, Ketua DPP NasDem, Effendy Choirie alias Gus Choi, juga memberikan tanggapannya. Ia menyatakan bahwa penggantian orang di kabinet merupakan hak prerogatif Jokowi. "Apa perlu ditanggapi? Biarlah begitu saja. Terserah Jokowi. Monggo kerso (silakan saja)," kata Gus Choi kepada Bacakoran.co. Jokowi pun memberikan tanggapan mengenai pengurangan jatah kursi dari Partai NasDem setelah melantik Budi Arie Setiadi sebagai Menkominfo. BACA JUGA : Tol Indralaya – Prabumulih Urung Diresmikan Jokowi, Pengemudi Kendaraan Kecewa Namun, ia hanya memberikan empat kata dalam satu kalimat sebagai jawabannya terkait mengapa Budi Arie di pilih sebagai Menkominfo, berbeda dengan Johnny G Plate yang berasal dari Partai NasDem. "Setelah melantik Budi Arie dan lima wamen lainnya di Istana Negara, Jakarta Pusat kemarin, Jokowi mengungkapkan, "Perlu segera bekerja dengan cepat." Saat ditanya oleh wartawan apakah ia telah berkomunikasi dengan NasDem mengenai pelantikan Budi Arie, Jokowi hanya mengulangi jawabannya yang sama tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. Menurut Jokowi, penunjukan Budi Arie sebagai Menkominfo bertujuan untuk menyelesaikan proyek BTS. Jokowi menjelaskan bahwa waktu yang tersisa tidaklah banyak untuk menyelesaikan proyek tersebut. "Proses hukum harus berjalan. Kita harus menghormati proses hukum, namun penyelesaian proyek BTS tetap harus berjalan karena berhubungan dengan pelayanan kepada daerah 3T," papar beliau. Setelah terjadi reshuffle kabinet Jokowi pada awal pekan ini, partai NasDem kini hanya memiliki dua kursi menteri yang di pegang oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.(jwo)
Kategori :