Reporter: Hendra Agustian
|
Editor: Hendra Agustian
|
Minggu , 01 Oct 2023 - 09:30
Perpanjangan Pendaftaran PPPK Guru 2023: Sorakan dan Kekecewaan
BACAKORAN.CO - Keputusan Badan Kepegawaian Negara (BKN) untuk memperpanjang pendaftaran
PPPK guru 2023 hingga tanggal 3 Oktober telah memicu beragam reaksi di kalangan guru honorer.
Bagi sebagian, perpanjangan ini menjadi berkah, sementara bagi yang lain, itu hanyalah perpanjangan yang sia-sia.
Sorakan Berkah
Wakil Ketua PGRI Riau, Eko Wibowo, mengapresiasi kebijakan
pemerintah yang memberikan tambahan waktu untuk pendaftaran PPPK guru 2023. Bagi sebagian guru honorer, ini adalah berita gembira.
Mereka memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan dokumen dan mendaftar.
BACA JUGA :
Jabatan Berakhir, Gubernur Mohon Hujan Atasi Karhutla
Namun, sorakan kebahagiaan ini tidak dirasakan oleh semua
guru honorer. Ada sekelompok guru yang menghadapi kendala serius dalam proses pendaftaran.
Kekecewaan dan Tantangan
Masalah pertama yang di hadapi adalah ketersediaan formasi. Sebagian daerah tidak membuka formasi, yang berarti guru honorer di daerah tersebut tidak memiliki peluang untuk mendaftar, meskipun perpanjangan waktu telah di berikan.
Sebagian lainnya mendapati bahwa formasi yang ada di tujukan hanya untuk pelamar prioritas, sedangkan guru honorer dengan status P2 dan P3 tidak memiliki akses.
Guru bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya juga menghadapi kesulitan dalam pendaftaran. Meskipun proses pendaftaran di mulai pada tanggal 20 September, mereka tidak dapat mendaftar sama sekali karena formasi yang sesuai tidak tersedia.
BACA JUGA :
Diwaktu Sebelum Subuh Amalkan ini, Ustadz Adi Hidayat: Diberikan Keberkahan dan Kebahagiaan
Eko Wibowo juga menyoroti masalah guru honorer dengan pengabdian lama. Meskipun mereka telah melayani dengan setia selama bertahun-tahun, mereka terhambat dalam upaya mereka untuk menjadi guru PPPK karena pembatasan formasi.
Beberapa guru honorer bahkan mengalami nasib tragis tergesernya dari sekolah induk mereka oleh guru PPPK. Guru honorer yang tergeser ini bahkan di minta untuk mencari sekolah sendiri, yang tentu saja merupakan situasi yang sangat tidak adil dan memilukan.
Perpanjangan Pendaftaran PPPK Guru 2023 Disambut Gembira
Hendra Agustian
Hendra Agustian
perpanjangan pendaftaran pppk guru 2023: sorakan dan kekecewaan
bacakoran.co - keputusan badan kepegawaian negara (bkn) untuk memperpanjang pendaftaran guru 2023 hingga tanggal 3 oktober telah memicu beragam reaksi di kalangan guru honorer.
bagi sebagian, perpanjangan ini menjadi berkah, sementara bagi yang lain, itu hanyalah perpanjangan yang sia-sia.
sorakan berkah
wakil ketua pgri riau, eko wibowo, mengapresiasi kebijakan yang memberikan tambahan waktu untuk pendaftaran pppk guru 2023. bagi sebagian guru honorer, ini adalah berita gembira.
mereka memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan dokumen dan mendaftar.
baca juga :
namun, sorakan kebahagiaan ini tidak dirasakan oleh semua honorer. ada sekelompok guru yang menghadapi kendala serius dalam proses pendaftaran.
kekecewaan dan tantangan
masalah pertama yang di hadapi adalah ketersediaan formasi. sebagian daerah tidak membuka formasi, yang berarti guru honorer di daerah tersebut tidak memiliki peluang untuk mendaftar, meskipun perpanjangan waktu telah di berikan.
sebagian lainnya mendapati bahwa formasi yang ada di tujukan hanya untuk pelamar prioritas, sedangkan guru honorer dengan status p2 dan p3 tidak memiliki akses.
guru bahasa inggris dan bahasa asing lainnya juga menghadapi kesulitan dalam pendaftaran. meskipun proses pendaftaran di mulai pada tanggal 20 september, mereka tidak dapat mendaftar sama sekali karena formasi yang sesuai tidak tersedia.
baca juga :
eko wibowo juga menyoroti masalah guru honorer dengan pengabdian lama. meskipun mereka telah melayani dengan setia selama bertahun-tahun, mereka terhambat dalam upaya mereka untuk menjadi guru pppk karena pembatasan formasi.
beberapa guru honorer bahkan mengalami nasib tragis tergesernya dari sekolah induk mereka oleh guru pppk. guru honorer yang tergeser ini bahkan di minta untuk mencari sekolah sendiri, yang tentu saja merupakan situasi yang sangat tidak adil dan memilukan.