bacakoran.co

Untuk Suami Perantau, Urusan Syahwat Itu Penting, Istri Boleh Minta Cerai Loh

SYAHWAT : Seorang istri yang ditinggal suami yang mencari nafkah dianjurkan bersabar hingga 4 bulan dalam menahan syahwatnya--

 

“Akan tetapi ada sebagian orang yang enggak pakai itu pun,  syahwat bergolak dan itu dari Allah bukan dia sengaja mencarinya,”ucap Buya Yahya.

 

Termasuk kata Buya Yahya mengundang syahwat dengan pasangan yang berjauhan. “Pelampiasannya dimana setelah itu,”ujarnya.

BACA JUGA:Syahnaz Sadiqah Mengaku Menyesal Telah Selingkuh Dari Suaminya: Terima Kasih Kamu Yang Nggak Pernah Ninggalin

 

 “Maka insyaallah yang bertanya ini adalah memang sudah berusaha mengusir syahwat,  syahwat  yang bukan diundang,”cetusnya.

 

Maka menghentikan syahwat itu adalah dengan cara banyak memohon kepada Allah. Misalnya dengan  mengambil air wudu baca al-qur'an atau shalat atau dia degan aktivitas yang lainnya.

 

Khusus dalam kasus penanya yang sudah berusaha namun tetap tidak bisa meredam syahwatnya, Buya Yahya mengatakan bahwa  kedekatan dalam pernikahan itu penting.

 

“Jangan hanya mementingkan urusan ekonomi, riski bisa dicari dimana saja.  Tapi kalau urusan kehalalan syahwat ini harus dengan pasangan,”ujarnya.

BACA JUGA:Curiga Pacar Lagi Selingkuh? Sadap Dengan Aplikasi AIRDROID, Dijamin Berfungsi!

 

“Harus dengan pasangannya,  tidak bisa digantikan apalagi zina enggak boleh,”tegasnya.

 

Kemudian kata Buya Yahya secara khusus  jika suami pergi karena urusan nafaqah, anda harus yakinkan kepada beliau bahwasanya anda tidak akan menuntut urusan nafakah.

 

“Anda menyuruh pulang,  kalau misalnya anda punya tuntutan masalah nafkah, bingung nanti sampai di rumah ribut  lagi,”katanya.

 

“Tapi kalau anda katakan siap makan apa adanya dan hidup sederhana  yang penting bisa bertemu. Sampaikan hajat anda sebagai seorang istri,”ucapnya.

BACA JUGA:Tips Keluarga Harmonis: Rahasia Keharmonisan dari dr. Aisah Dahlan, CHt.

 

Jika ternyata suami tidak mau mendengar, tidak mau  menggubris sementara istri sudah bisa menerima apa adanya, maka kata Buya Yahya ketahuilah qaidah sederhana wanita yang tidak tidak terpenuhi kebutuhan batinnya sementara dia takut masuk wilayah mudorat keharaman,  maka saat itu sang wanita di suruh bersabar.

 

“Menunggu kesabaran sampai diperkirakan 4 bulan suami tidak menggauli, maka sang istri tidak dosa mengajukan gugatan ke mahkamah,”jelasnya.

 

“Karena ini urusan pribadinya tidak bisa diwakilkan kepada siapapun,”pungkasnya.(*)

 

Untuk Suami Perantau, Urusan Syahwat Itu Penting, Istri Boleh Minta Cerai Loh

Doni Bae

Doni Bae


bacakoran.co – jika seorang suami tak memenuhi urusan syahwat istrinya hingga 4 bulan, maka istri boleh mengajukan gugat cerai.

 

sebab, urusan syahwat seorang istri tidak bisa digantikan oleh siapapun dan dengan cara apapun.

 

hal itu dijelaskan buya yahya ketika menjawab pertanyaan tertulis dari jamaah majelis dakwahnya.

 

dalam pertanyaannya yang dibacakan moderator, jamaah perempuan itu menyatakan bahwa ia sudah menikah dan suaminya pergi merantau. dia mengaku, syahwatnya sering datang.

 

wanita itu mengaku sudah mengamalkan cara cara meredam syahwat yang dijelaskan oleh buya yahya namun pesawat sulit di redam.

 

bahkan dia sudah berusaha untuk menyuruh suami pulang. tapi karena keadaan ekonomi,  suami tidak bisa pulang.

 

sementara wanita itu takut berbuat maksiat. hal ini membuat dirinya depresi dankadang sering menangis.

 

 menjawab pertanyaan itu buya yahya mengatakan bahwa syahwat adalah karunia allah. “yang tidak punya syahwat,  ini adalah cacat. karena syahwat itu adalah untuk naik pangkat. kapan?,  jika seorang bisa mengatur syahwatnya,”jelas pimpinan pondok pesantresn al bahjah itu.

 

karena itu lanjutnya, bersama syahwat itu allah telah menghadirkan cara menyalurkan syahwat dengan cara yang bersih dan terhormat,  syahwat apapun itu.

 

“termasuk syahwat yang urusan pribadi, yaitu ada namanya pernikahan,”ucapnya.

 

“dibalik pernikahan ada maksud-maksud agung,  menjalankan sunnah nabi,  keturunan  dan juga untuk syahwat,”jelasnya. “jadi syahwat itu bukan aib,”imbuhnya

 

kemudian kata buya yahya, setiap orang  berbeda-beda syahwatnya. sehingga tidak boleh menyamakan syahwat orang lain dengan diri sendiri.

 

kemudian syahwat itu bukan untuk dicari-cari.  kadang manusia itu seperti itu,  pengen cari makanan yang menguatkan syahwat, menonton tontonan yang buruk dan lain-lain.

 

“binatang saja tidak begitu, tidak ada binatang minum obat penguat syahwat,”katanya.

 

“akan tetapi ada sebagian orang yang enggak pakai itu pun,  syahwat bergolak dan itu dari allah bukan dia sengaja mencarinya,”ucap buya yahya.

 

termasuk kata buya yahya mengundang syahwat dengan pasangan yang berjauhan. “pelampiasannya dimana setelah itu,”ujarnya.

 

 “maka insyaallah yang bertanya ini adalah memang sudah berusaha mengusir syahwat,  syahwat  yang bukan diundang,”cetusnya.

 

maka menghentikan syahwat itu adalah dengan cara banyak memohon kepada allah. misalnya dengan  mengambil air wudu baca al-qur'an atau shalat atau dia degan aktivitas yang lainnya.

 

khusus dalam kasus penanya yang sudah berusaha namun tetap tidak bisa meredam syahwatnya, buya yahya mengatakan bahwa  kedekatan dalam pernikahan itu penting.

 

“jangan hanya mementingkan urusan ekonomi, riski bisa dicari dimana saja.  tapi kalau urusan kehalalan syahwat ini harus dengan pasangan,”ujarnya.

 

“harus dengan pasangannya,  tidak bisa digantikan apalagi zina enggak boleh,”tegasnya.

 

kemudian kata buya yahya secara khusus  jika suami pergi karena urusan nafaqah, anda harus yakinkan kepada beliau bahwasanya anda tidak akan menuntut urusan nafakah.

 

“anda menyuruh pulang,  kalau misalnya anda punya tuntutan masalah nafkah, bingung nanti sampai di rumah ribut  lagi,”katanya.

 

“tapi kalau anda katakan siap makan apa adanya dan hidup sederhana  yang penting bisa bertemu. sampaikan hajat anda sebagai seorang istri,”ucapnya.

 

jika ternyata suami tidak mau mendengar, tidak mau  menggubris sementara istri sudah bisa menerima apa adanya, maka kata buya yahya ketahuilah qaidah sederhana wanita yang tidak tidak terpenuhi kebutuhan batinnya sementara dia takut masuk wilayah mudorat keharaman,  maka saat itu sang wanita di suruh bersabar.

 

“menunggu kesabaran sampai diperkirakan 4 bulan suami tidak menggauli, maka sang istri tidak dosa mengajukan gugatan ke mahkamah,”jelasnya.

 

“karena ini urusan pribadinya tidak bisa diwakilkan kepada siapapun,”pungkasnya.(*)

 

Tag
Share