bacakoran.co

Terancam Gagal Panen, Petani Berharap Pemerintah Cari Solusi Bukan Impor

RETAK : puluhan hektare sawah retak-retak akibat kekeringan karena tak diguyur hujan--

 

"Ya kenapa harus impor mas, apakah beras yang ada di Indonesia ini kurang?,”katanya.

 

Pemerintah kata Ratno seharusnya menyerap beras yang ada di petani. Terlebih kata dia Provinsi Sumsel adalah salah satu provinsi penghasil beras terbesar.

BACA JUGA:Mengungkap Rahasia Tersembunyi Lemon dalam Melawan Batuk dan Pilek, Sumber Daya Alami yang Luar Biasa

 

“Jadi sebaiknya pemerintah pusat melakukan penyerapan beras ke petani," katanya.

 

Lanjut Ratno, sekarang ini sebagian dari petani akan panen namun karena kondisi sawah yang banyak sawah yang terancam gagal panen. Ini yang seharusnya diatasi oleh pemerintah.

 

"Dampak dari kemarau panjang dan El Nino ini sangat terasa bagi kami para petani. Karena sawah-sawah kami banyak yang kering. Jika menggunakan mesin sedot setelah dua hari sawah kering lagi dan mau tak mau kami harus menyedot air lagi," ujarnya.  

 

"Saya berharap pemerintah jangan impor beras. Seharusnya pemerintah melalui Bulog bisa lebih banyak menyerap hasil panen dari petani. Karena kebanyakan petani menjual hasil panennya ke pihak swasta," harapnya.

BACA JUGA:Mengungkap Kekuatan Diam, Seni Tersembunyi yang Membawa Kesuksesan

 

Hal senada juga diutarakan oleh Agus, petani padi di Kecamatan Martapura, para petani khawatir dengan adanya impor beras ini. Padahal swasembada pangan jadi kenapa harus impor.

 

"Karena nanti akan membuat harga gabah dan beras ketika panen menjadi anjlok. Sehingga membuat para petani merugi," ucapnya.

 

Pemerintah ini diharapkan juga memberikan asuransi kepada petani jika terjadi kemungkinan gagal panen.

 

"Apalagi saat ini sedang musim kemarau sawah petani sedang dilanda kekeringan tentunya ini perlu uluran bantuan dari pemerintah agar sawah tidak kekeringan," pungkasny.(lid)

 

Terancam Gagal Panen, Petani Berharap Pemerintah Cari Solusi Bukan Impor

abdul kholid

Doni Bae


bacakoran.co – lumbung beras provinsi sumatera selatan yaitu kabupaten terancam.

 

pasalnya sejumlah daerah di kabupaten yang terkenal dengan pertanian padi itu kini mengalami kekeringan.

 

akibatnya, puluhan hektar tanaman padi di lahan pertanian sawah milik warga terancam gagal panen.

 

ini terjadi akibat tak kunjung turun hujan sehingga debit air di  irigasi berkurang dan banyak yang tidak mencapai sawah warga.

 

kini sawah kering dan  tanah menjadi tandus dan retak.  seperti yang terjadi di lahan sawah di wilayah kecamatan semendawai suku iii, kabupaten oku timur.

 

salah satu petani, ratno mengatakan sejumlah petani sudah terlanjur menanam padi.

 

"yang jelas petani di wilayah semendawai suku iii ini sebagaian terlanjur tanam padi. tapi air irigasi tidak sampai akibat kemarau," kata ratno, minggu 8 oktober 2023.

 

menurutnya, keluhan tersebut bukan hanya bagi petani padi, tapi juga dirasakan petani palawija.

 

para petani sebagian terpaksa menyedot sumur bor dengan mesin pompa air.  "tapi dengan menyedot sumur bor, air juga tidak bisa bertahan lama, karena 3 hari sekali harus nyedot air. biaya juga lumayan mahal," keluh warga desa sukamulya, kecamatan semendawai suku iii ini.

 

disinggung soal rencana pemerintah ingin import beras dari cina, ratno justru tidak setuju dan merasa kecewa.

 

seharusnya pemerintah membantu petani dalam hal tetap bisa panen meski musim kemarau.

 

menurutnya masih banyak petani yang masih menanam padi meskipun sedang musim kemarau panjang yang membuat sawah kering.

 

"berita bahwa pemerintah akan impor beras ini sama saja merusak semangat petani. karena dengan adanya impor beras ini dapat membuat harga beras turun di tingkat petani," ungkapnya.

 

selain itu, saat ini seharusnya pemerintah itu memberikan bantuan atau solusi, agar sawah para petani tidak kering dan bisa panen dengan hasil yang maksimal.

 

"ya kenapa harus impor mas, apakah beras yang ada di indonesia ini kurang?,”katanya.

 

pemerintah kata ratno seharusnya menyerap beras yang ada di petani. terlebih kata dia provinsi sumsel adalah salah satu provinsi penghasil beras terbesar.

 

“jadi sebaiknya pemerintah pusat melakukan penyerapan beras ke petani," katanya.

 

lanjut ratno, sekarang ini sebagian dari petani akan panen namun karena kondisi sawah yang banyak sawah yang terancam gagal panen. ini yang seharusnya diatasi oleh pemerintah.

 

"dampak dari kemarau panjang dan el nino ini sangat terasa bagi kami para petani. karena sawah-sawah kami banyak yang kering. jika menggunakan mesin sedot setelah dua hari sawah kering lagi dan mau tak mau kami harus menyedot air lagi," ujarnya.  

 

"saya berharap pemerintah jangan impor beras. seharusnya pemerintah melalui bulog bisa lebih banyak menyerap hasil panen dari petani. karena kebanyakan petani menjual hasil panennya ke pihak swasta," harapnya.

 

hal senada juga diutarakan oleh agus, petani padi di kecamatan martapura, para petani khawatir dengan adanya impor beras ini. padahal swasembada pangan jadi kenapa harus impor.

 

"karena nanti akan membuat harga gabah dan beras ketika panen menjadi anjlok. sehingga membuat para petani merugi," ucapnya.

 

pemerintah ini diharapkan juga memberikan asuransi kepada petani jika terjadi kemungkinan gagal panen.

 

"apalagi saat ini sedang musim kemarau sawah petani sedang dilanda kekeringan tentunya ini perlu uluran bantuan dari pemerintah agar sawah tidak kekeringan," pungkasny.(lid)

 

Tag
Share