Panas Ekstrem, Minim Uap Air Suhu Tembus 36.2 Celcius, BMKG Angkat Bicara

Rasa gerah dan terik matahari yang membakar kulit saat beraktivitas di luar rumah dan suhu tembus 36.2 celcius--

BACAKORAN.CO - Suhu panas yang melanda wilayah Kota Palembang khususnya Provinsi Sumatera Selatan, pada siang hari telah menjadi perbincangan utama di tengah masyarakat.

Rasa gerah dan terik matahari yang membakar kulit saat beraktivitas di luar rumah menjadi tantangan yang harus dihadapi saat ini.

Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Sultan Mahmud Badarudin (SMB) II Palembang, Sinta Andayani, menjelaskan bahwa suhu siang mencapai angka ekstrem, yaitu 36.2 derajat Celsius.

Dia menyoroti beberapa faktor yang menjadi penyebab suhu panas maksimum di siang hari ini.

BACA JUGA:9 Tips Sehat Saat Cuaca Panas Melanda Agar Tidak Mudah Dehidrasi

Pertama-tama, Sinta menunjukkan bahwa wilayah ini masih berada dalam periode musim kemarau yang panjang. "Saat ini masih periode musim kemarau yang minim uap air dan hujan," ungkapnya.

Musim kemarau yang minim curah hujan dan uap air di atmosfer menyebabkan udara menjadi kering dan suhu menjadi sangat tinggi.

Selain itu, minimnya potensi hujan juga berkontribusi pada kondisi panas yang ekstrem ini.

Kekurangan hujan mengakibatkan tutupan awan menjadi minim, memungkinkan sinar matahari langsung menyinari permukaan tanah tanpa hambatan, yang pada gilirannya meningkatkan suhu udara.

Sinta juga menjelaskan bahwa saat ini adalah waktu kulminasi di mana posisi semu matahari berada di sekitar selatan khatulistiwa.

BACA JUGA:Panas Panas Begini, Enaknya Nikmati Puding Jelly Strawberry Leci

Hal ini berarti matahari hampir tegak lurus dengan wilayah Sumatera Selatan, sehingga daerah ini menerima pancaran radiasi matahari yang maksimal, yang menjadi salah satu penyebab peningkatan suhu udara.

Tidak hanya itu, pengaruh dari fenomena El Nino juga turut memperburuk kondisi kemarau.

El Nino menyebabkan peningkatan suhu permukaan laut di sekitar khatulistiwa, yang berdampak pada kondisi atmosfer.

Dampak terbesar adalah penurunan curah hujan dan minimnya uap air di atmosfer, yang membuat suhu menjadi lebih panas dan ekstrem.

Sinta Andayani juga mengingatkan masyarakat untuk tetap berhati-hati dan menjaga kesehatan di bawah teriknya matahari.

Dia menyarankan agar masyarakat tetap terhidrasi dengan baik dengan cukup minum air, menghindari aktivitas berat di luar ruangan pada jam-jam terpanas, dan menggunakan perlindungan dari sinar matahari seperti topi dan krim tabir surya.

BMKG terus memantau perkembangan cuaca dan memberikan informasi terkini kepada masyarakat untuk menjaga keselamatan mereka dalam menghadapi suhu panas ekstrem ini.

 

Panas Ekstrem, Minim Uap Air Suhu Tembus 36.2 Celcius, BMKG Angkat Bicara

Yudi

Yudi


bacakoran.co - suhu panas yang melanda wilayah kota palembang khususnya provinsi sumatera selatan, pada siang hari telah menjadi perbincangan utama di tengah masyarakat.

rasa gerah dan terik matahari yang membakar kulit saat beraktivitas di luar rumah menjadi tantangan yang harus dihadapi saat ini.

koordinator bidang observasi dan informasi bmkg sultan mahmud badarudin (smb) ii palembang, sinta andayani, menjelaskan bahwa suhu siang mencapai angka ekstrem, yaitu 36.2 derajat celsius.

dia menyoroti beberapa faktor yang menjadi penyebab suhu panas maksimum di siang hari ini.

pertama-tama, sinta menunjukkan bahwa wilayah ini masih berada dalam periode musim kemarau yang panjang. "saat ini masih periode musim kemarau yang minim uap air dan hujan," ungkapnya.

musim kemarau yang minim curah hujan dan uap air di menyebabkan udara menjadi kering dan suhu menjadi sangat tinggi.

selain itu, minimnya potensi hujan juga berkontribusi pada kondisi panas yang ekstrem ini.

kekurangan hujan mengakibatkan tutupan awan menjadi minim, memungkinkan sinar matahari langsung menyinari permukaan tanah tanpa hambatan, yang pada gilirannya meningkatkan suhu udara.

sinta juga menjelaskan bahwa saat ini adalah waktu kulminasi di mana posisi semu matahari berada di sekitar selatan khatulistiwa.



hal ini berarti matahari hampir tegak lurus dengan wilayah sumatera selatan, sehingga daerah ini menerima pancaran radiasi matahari yang maksimal, yang menjadi salah satu penyebab peningkatan suhu udara.

tidak hanya itu, pengaruh dari fenomena el nino juga turut memperburuk kondisi kemarau.

el nino menyebabkan peningkatan suhu permukaan laut di sekitar khatulistiwa, yang berdampak pada kondisi atmosfer.

dampak terbesar adalah penurunan curah hujan dan minimnya uap air di atmosfer, yang membuat suhu menjadi lebih panas dan ekstrem.

sinta andayani juga mengingatkan masyarakat untuk tetap berhati-hati dan menjaga kesehatan di bawah teriknya matahari.

dia menyarankan agar masyarakat tetap terhidrasi dengan baik dengan cukup minum air, menghindari aktivitas berat di luar ruangan pada jam-jam terpanas, dan menggunakan perlindungan dari sinar matahari seperti topi dan krim tabir surya.

bmkg terus memantau perkembangan cuaca dan memberikan informasi terkini kepada masyarakat untuk menjaga keselamatan mereka dalam menghadapi suhu panas ekstrem ini.

 

Tag
Share