Indonesia Butuh Pemimpin Jujur dan Berani! Ahok Dukung Ganjar -Mahfud, Dinilai Telah Berpengalaman
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mendukung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebagai Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden dalam Pilpres 2024--
BACAKORAN.CO - Ahok, sosok yang dikenal dengan kepemimpinan tegas dan berani, telah membuat pernyataan mencengangkan dengan secara terbuka menyatakan dukungannya untuk pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebagai Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden dalam Pilpres 2024.
Pernyataan ini menggemparkan publik di tengah gebrakan politik nasional yang tengah berlangsung, khususnya isu seputar Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo, yang disebut-sebut sebagai calon wakil presiden dari kubu Prabowo Subianto.
Pernyataan kontroversial Ahok ini disampaikan di Jakarta pada Jumat, 20 Oktober, dan telah menjadi topik hangat di kalangan masyarakat dan politisi
"Ya sah-sah saja Gibran maju Cawapres, tergantung rakyat mau pilih apa enggak. Yang jelas saya pilih Ganjar Mahfud lah, keduanya sudah teruji dan berpengalaman." katanya.
BACA JUGA:Teropong Visi Misi Ganjar-Mahfud Menuju Indonesia Unggul, Ini Isi Lengkapnya
Dukungan Ahok untuk Ganjar dan Mahfud telah mengundang reaksi dan diskusi yang intens di berbagai lapisan masyarakat.
Selain mengekspresikan dukungannya, Ahok juga membagikan pandangannya tentang kualifikasi yang diperlukan untuk memimpin negara sebesar Indonesia.
Menurutnya, memiliki pengalaman di lembaga legislatif tingkat nasional dan eksekutif tingkat provinsi merupakan hal yang tak tergantikan.
Dengan pengalaman tersebut, seorang pemimpin dianggap mampu karena memahami tata negara secara mendalam.
"Kalau belum punya pengalaman dan anda maju presiden atau wakil presiden, nanti anda nggak ngerti. Ini bukan soal belajar atau coba-coba lho. Ini negara dipertaruhkan untuk menjadi negara maju di tahun 2045, mana boleh kita kasih ke orang yang coba-coba," ujar Ahok dengan tegas.
BACA JUGA:Kode Ojo Kesusu, Teka Teki Pendamping Prabowo, Benarkah Menunggu Restu Jokowi Setelah Kunjungan Luar Negeri?
Pernyataan ini mencerminkan keprihatinan Ahok akan masa depan Indonesia yang cerah dan aspirasinya untuk melihat negara ini maju dan berkembang dengan baik.
Namun, Ahok juga mengingatkan bahwa pandangannya tidak bermaksud merendahkan potensi generasi muda seperti Gibran Rakabuming Raka.
Ia percaya bahwa generasi muda memiliki potensi luar biasa untuk memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan negara dan menunjukkan kreativitas yang luar biasa.
Meskipun demikian, Ahok menegaskan bahwa untuk memimpin negara, seorang pemimpin harus memiliki pemahaman yang kuat tentang konstitusi dan track record yang jelas.
BACA JUGA:Publik Menunggu, Kemana Dukungan Jokowi Berlabuh? Ganjar Atau Prabowo
Menurutnya, jabatan presiden dan wakil presiden tidak boleh dianggap sebagai jabatan yang dapat diuji coba.
Hal ini harus didasari oleh pengalaman, waktu, dan pembuktian yang bukan hal instan.
"Saya tidak mau anak cucu saya harus menunggu sekian tahun lagi untuk merasakan Indonesia maju. Kita enggak usah coba-coba deh, pilih yang pasti-pasti saja," tambah Ahok.
Pernyataan ini mencerminkan hasratnya untuk melihat Indonesia mencapai kemajuan yang lebih cepat.
Selain itu, Ahok juga menyoroti pentingnya keberanian dalam kepemimpinan.
Menurutnya, Indonesia menghadapi tantangan besar, terutama dalam upaya memberantas korupsi. Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah yang tidak hanya jujur, tetapi juga berani.
BACA JUGA:Kasihan Erick Tohir, Dilepeh Golkar, Lebih Pilih Gibran Dampingi Prabowo
"Ini bicara soal nyali. Akar semua masalah di negeri ini adalah korupsi. Mungkin dia (Gibran) jujur, tapi yang dibutuhkan bukan hanya kejujuran, melainkan juga keberanian," tekannya.
Pernyataan tegas dari Ahok ini telah menciptakan gelombang perdebatan di kalangan masyarakat dan dunia politik.
Dukungan dari sosok yang dikenal karena integritasnya ini akan menjadi faktor penting dalam dinamika politik yang semakin intens menjelang Pilpres 2024.
Indonesia dan dunia akan terus mengamati perkembangan politik dalam negeri seiring dengan mendekatnya pemilihan presiden. Semua mata tertuju pada peta politik yang akan membentuk masa depan bangsa.