Resmi Cawapres! Beranikah PDI-Perjuangan Pecat Jokowi dan Gibran, Publik Menunggu Murka Megawati?

Beranikah PDI-Perjuangan Pecat Jokowi dan Gibran--

BACAKORAN.CO - Gibran Rakabuming, putra sulung Presiden Joko Widodo, telah resmi dideklarasikan sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo Subinato dalam pemilihan presiden tahun 2024.

Keputusan ini telah menciptakan gejolak politik yang signifikan dan memunculkan pertanyaan tentang reaksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan sikap Presiden Jokowi terhadap perubahan politik ini.

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, mengungkapkan pandangannya terkait hubungan antara PDIP dan Jokowi, yang bisa saja mengalami perenggangan akibat keputusan Gibran.

Pangi menyoroti kemungkinan sikap yang akan diambil oleh PDIP terhadap Presiden Jokowi dan Gibran, mengingat hal ini bisa menandakan kurangnya kedisiplinan Jokowi terhadap partai yang telah mendukungnya selama ini.

BACA JUGA:Kasihan Erick Tohir, Dilepeh Golkar, Lebih Pilih Gibran Dampingi Prabowo

"Tapi berani enggak Pak Jokowi dipecat karena tidak disiplin? Seperti kader-kader yang lain, berani enggak? Punya nyali enggak PDIP mencopot Presiden,: tegasnya.

" saya pikir enggak. Kemarin berapa gubernur diberhentikan kan? Nah, apakah betul Presiden Jokowi sudah berkhianat, berani enggak PDIP mengatakan itu? Kan sudah terang benderang itu." cetusnya.

Menurut Pangi, sikap yang ditunjukkan oleh Gibran terhadap PDIP dinilai sebagai tindakan kasar.

Menurutnya, PDIP sangat menjunjung tinggi prinsip kaderisasi yang memerlukan proses yang tidak instan, melainkan berjenjang.

BACA JUGA:Pisah Jalan Jokowi dan PDIP di Depan Mata, Siapa Yang Diuntungkan?

Karena itu, tindakan Gibran memutuskan untuk mendampingi Prabowo di luar dari partai yang telah mendukung ayahnya selama ini, dianggap sebagai pengkhianatan terhadap partai tersebut.

"Ini kasar banget, karena di PDIP tuh kaderisasi, tidak boleh instan, tidak boleh jalan tol, berjenjang, kan begitu PDIP harus tertib organisasi. Masa sudah diputuskan Ganjar presiden, ada lagi calon dari koalisi lain, berarti kan Gibran membangkang, berkhianat," ungkap Pangi.

Keputusan Gibran Rakabuming untuk menjadi cawapres Prabowo Subinato dalam pemilihan presiden mendatang telah membuka sejumlah pertanyaan terkait dengan dinamika politik di Indonesia, khususnya hubungan antara PDIP dan Presiden Jokowi.

Sementara Pangi Syarwi Chaniago mengekspresikan keraguan terhadap sikap PDIP dan Presiden Jokowi dalam menghadapi perubahan politik ini, wacana dan spekulasi tentang implikasi dari langkah politik Gibran terus menjadi topik perbincangan di kancah politik Tanah Air.

Resmi Cawapres! Beranikah PDI-Perjuangan Pecat Jokowi dan Gibran, Publik Menunggu Murka Megawati?

Yudi

Yudi


bacakoran.co - gibran rakabuming, putra sulung presiden joko widodo, telah resmi dideklarasikan sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendampingi prabowo subinato dalam pemilihan presiden tahun 2024.

keputusan ini telah menciptakan gejolak politik yang signifikan dan memunculkan pertanyaan tentang reaksi partai demokrasi indonesia perjuangan (pdip) dan sikap presiden jokowi terhadap perubahan politik ini.

direktur eksekutif voxpol center research & consulting, pangi syarwi chaniago, mengungkapkan pandangannya terkait hubungan antara pdip dan jokowi, yang bisa saja mengalami perenggangan akibat keputusan gibran.

pangi menyoroti kemungkinan sikap yang akan diambil oleh pdip terhadap presiden jokowi dan gibran, mengingat hal ini bisa menandakan kurangnya kedisiplinan jokowi terhadap partai yang telah mendukungnya selama ini.

"tapi berani enggak pak jokowi dipecat karena tidak disiplin? seperti kader-kader yang lain, berani enggak? punya nyali enggak pdip mencopot presiden,: tegasnya.

" saya pikir enggak. kemarin berapa gubernur diberhentikan kan? nah, apakah betul presiden jokowi sudah berkhianat, berani enggak pdip mengatakan itu? kan sudah terang benderang itu." cetusnya.

menurut pangi, sikap yang ditunjukkan oleh gibran terhadap dinilai sebagai tindakan kasar.

menurutnya, pdip sangat menjunjung tinggi prinsip kaderisasi yang memerlukan proses yang tidak instan, melainkan berjenjang.



karena itu, tindakan gibran memutuskan untuk mendampingi prabowo di luar dari partai yang telah mendukung ayahnya selama ini, dianggap sebagai pengkhianatan terhadap partai tersebut.

"ini kasar banget, karena di pdip tuh kaderisasi, tidak boleh instan, tidak boleh jalan tol, berjenjang, kan begitu pdip harus tertib organisasi. masa sudah diputuskan ganjar presiden, ada lagi calon dari koalisi lain, berarti kan gibran membangkang, berkhianat," ungkap pangi.

keputusan gibran rakabuming untuk menjadi cawapres prabowo subinato dalam pemilihan presiden mendatang telah membuka sejumlah pertanyaan terkait dengan dinamika politik di indonesia, khususnya hubungan antara pdip dan presiden jokowi.

sementara pangi syarwi chaniago mengekspresikan keraguan terhadap sikap pdip dan presiden jokowi dalam menghadapi perubahan politik ini, wacana dan spekulasi tentang implikasi dari langkah politik gibran terus menjadi topik perbincangan di kancah politik tanah air.

Tag
Share